Kunker ke Banyuwangi, Wapres Gibran dan Khofifah Tanam dan Panen Tebu

Kunker ke Banyuwangi, Wapres Gibran dan Khofifah Tanam dan Panen Tebu
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendapingi Wapres Gibran Rakabuming Raka tanam dan panen Tebu di Banyuwangi, Senin (23/6/2025)

Berdasarkan data taksasi yang diterima dari seluruh Pabrik Gula yang ada di Jawa Timur, bahwa di tahun 2025 ini, diperkirakan luas areal panen Tebu akan meningkat.

Luas area panen tebu di tahun 2025 ditarget meningkat menjadi 252.135 hektar, dan jumlah tebu digiling mengalami peningkatan menjadi 18.777.409 ton, dengan rendemen sebesar 7,76%.

“Dengan begitu di tahun 2025 ini produksi gula Jawa Timur diperkirakan akan menembus angka 1.457.900 ton. Meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya,” tegas Khofifah.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2024, pabrik-pabrik di Jatim menyumbang 51,87 persen dari total produksi gula nasional.

“Angka ini menempatkan Jatim sebagai sentra produksi gula terbesar di Indonesia,” tegasnya.

Untuk memperkuat sektor ini, Pemprov Jatim mendorong berbagai kebijakan strategis. Mulai dari pemberian permodalan dan insentif kepada petani, hingga pengembangan infrastruktur pertanian berbasis teknologi.

Khusus permodalan, Pemprov Jatim melaui Bank Jatim dan Dirut SGN sebelumnya telah melaunching Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) Kluster Petani Tebu Jatim dengan suku bunga tetap 6%. Program ini ditujukan untuk memfasilitasi peremajaan kebun (> 25 tahun) dan adopsi varietas unggul yang berpotensi menaikkan rendemen gula per ton tebu dari rata-rata 7% menjadi 8–9%.

“Jatim adalah penghasil gula tertinggi di Indonesia. Maka KURsus ini adalah wujud nyata upaya kita untuk memperjuangkan kesejahteraan petani tebu. Kita ingin petani tebu naik kelas, dari buruh ladang menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat,” katanya

Tak hanya berhenti pada permodalan, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menekankan pentingnya hilirisasi komoditas tebu. Menurutnya, hilirisasi akan mendukung diversifikasi produk turunan, salah satunya bioetanol.

“Hilirisasi tebu akan mendukung transisi energi dari fosil ke non-fosil. Ini selaras dengan upaya kita menuju green economy dan mendukung target net zero emission. Dengan demikian, peran petani tebu Jatim tak hanya untuk Indonesia, tapi punya efek positif bagi dunia,” katanya

Sementara itu Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan, pemerintah menargetkan tercapainya swasembada pangan nasional pada tahun 2026.

“Tolong untuk semua persoalan berkaitan dengan mekanisasi di lapangan segera diatasi. Target tahun depan kita Swasembada pangan,” katanya.

“Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, petani, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan dalam mewujudkan kemandirian pangan bangsa,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan kepada petani berupa pompa air beserta kelengkapannya, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui platform Ekosistem Tebu Rakyat (Etera), serta penyerahan benih tebu untuk mendukung mitra petani tebu. (*)

Penulis: Nur MuzayyinEditor: Amin