Kediri  

Kota Kediri yang Ngangeni di Mata Pecatur

Kota Kediri yang Ngangeni di Mata Pecatur
Ayu Talitha Andriany, pecatur muda asal Sidoarjo, berpartisipasi dalam Turnamen Catur Nasional Wali Kota Cup MAPAN 2025 di Kediri. Ia menyebut Kediri sebagai kota yang "ngangeni" karena suasana nyaman dan pengalaman turnamen yang menyenangkan. (foto: Moch Abi Madyan)

Turnamen ini resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Kediri, KH Qowimuddin Thoha, dan menjadi bagian dari program Kediri City Tourism di bidang sport tourism. Para peserta berlaga di berbagai kategori usia: U-9, U-12, U-16, hingga senior. Total hadiah pembinaan yang diperebutkan mencapai Rp54 juta.

Menurut Ketua Percasi Kota Kediri, Syamsul Bahri, ajang ini bukan hanya soal medali dan piala, tetapi juga menjadi ruang temu para pecatur dari seluruh penjuru Indonesia.

“Turnamen ini kami gelar untuk menjaring bibit pecatur potensial sekaligus memperkenalkan Kediri sebagai kota yang ramah olahraga. Animonya luar biasa. Selain 582 peserta, ada sekitar 2.000 orang yang hadir terdiri dari pelatih, orang tua, dan pendamping,” ujarnya.

Efeknya langsung pun terasa. Sejumlah tempat penginapan penuh, warung makan ramai, dan angkutan lokal ikut bergerak. Menurut Syamsul, turnamen ini memberi dampak signifikan bagi roda ekonomi lokal di Kota Kediri.

“UMKM bergerak, penginapan terisi, transportasi hidup. Catur ini efeknya luar biasa bagi ekonomi kota,” katanya pria yang juga menjabat sebagai Kepala Satpol PP Kota Kediri.

Tahun ini, Wali Kota Cup memang berskala nasional. Namun Syamsul berharap, tahun depan, Percasi di Kota Kediri dapat naik kelas menjadi tuan rumah turnamen internasional. Ia sudah mulai membuka komunikasi dengan Percasi pusat dan mitra sponsor.

“Respons dari pengurus Percasi se-Indonesia sangat cepat. Begitu saya sebarkan info turnamen, pendaftar membludak. Tanggal 7 Mei langsung kami tutup, padahal kalau gedungnya lebih besar, pesertanya bisa tembus 1.000 orang,” tutup Syamsul.(*)

Penulis: Moch Abi Madyan