SURABAYA – Festival Rujak Uleg Surabaya kembali lolos dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Festival Rujak Uleg terpilih masuk KEN 2025, karena keunikannya sebagai salah satu kategori event kuliner dan budaya yang tidak ditemukan di daerah lain.
Kepala Bidang (Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Farah Andita Ramdhani mengatakan, sejak tahun 2004, Festival Rujak Uleg merupakan event tahunan yang rutin diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya setiap Bulan Mei, khususnya dalam menyemarakan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS).
“Ini kedua kalinya Festival Rujak Uleg lolos KEN, sebelumnya pada tahun 2023, dan kali ini pada tahun 2025. Masuknya Festival Rujak Uleg dalam KEN, tentunya semakin mengenalkan tradisi dan kuliner khas Surabaya ini, kepada masyarakat Indonesia secara luas,” kata Farah sapaan akrabnya, Rabu (26/2/2025).
Untuk memperkuat upaya tersebut, Rujak Cingur sebagai kuliner khas Kota Pahlawan telah mendapat pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada tahun 2021.
Selain itu, Festival Rujak Uleg sudah memecahkan rekor MURI pada tahun 2019 dengan rekor cobek terbesar dan rekor menguleg rujak secara massal terbanyak se-Indonesia.
“Keikutsertaan Festival Rujak Uleg dalam KEN 2025 merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk melestarikan dan mengenalkan kuliner asli Surabaya. Penggunaan cingur sapi yang khas sebagai kondimen utama, hampir tidak ditemukan pada kuliner nusantara lainnya,” ujar dia.
Tak hanya sebagai upaya mengenalkan kuliner lokal, Festival Rujak Uleg juga menjadi upaya Pemkot Surabaya dalam mendongkrak wisatawan dan ekonomi kreatif. Yakni dalam perputaran perekonomian dari sektor wisata, kuliner, hotel, tour & travel, fashion dan kriya.
“Pada tahun 2025 ini, Festival Rujak Uleg mengambil tema ‘Semesta Rujak Uleg’, yang menampilkan keseluruhan dimensi budaya dalam rujak uleg atau cingur sebagai salah satu kuliner khas Surabaya. Kata ‘semesta’ adalah berbagai dimensi, baik spasial maupun temporal yang didalamnya terdapat nilai budaya, sejarah dan ekonomi di masa silam, kini dan masa depan,” jelasnya.