Oleh Mujianto – Alumni IPNU Kabupaten Blitar Periode 2000-2003
Terbitnya Surat PBNU nomor 1677/PB.03/A.I.03.44/99/03/2024, perihal Pemilihan Ulang Ketua PCNU Kabupaten Blitar, diyakini tidak murni dari elite PBNU (Ketum dan Sekjen) sendiri.
Karena luasnya cakupan urusan PBNU, tidak mungkin menelisik satu per satu kegiatan yang sudah rutin dilakukan, yaitu Koferensi Cabang NU, atau sering disebut Konfercab.
Asal sudah dilaksanakan sesuai prosedur dan aturan, tidak ada gejolak dan protes, pasti siapapun yang terpilih akan disahkan dan dilantik.
Oleh karena itu, ketika Konfercab NU Kabupaten Blitar, yang semula pelaksanaannya sudah sangat prosedural, formal, tetapi juga dibarengi kegembiraan dan kemeriahan, tanpa ada kekisruhan dan keruwetan, lalu belakangan dipersoalkan, ini tentu tidak masuk akal sehat, kecuali dengki, iri, dan benci.
Mungkin orang melihat terpilihnya pasangan KH. Ardani sabagai Rois dan H. Arif Fuadi sebagai ketua, ada yang merasa gerah, tidak nyaman, tidak puas, bahkan saking marah campur dendamnya.
Maka diporakporandakan, diobrak-abriklah hasil Konfercab XVIII, yang sesungguhnya tak secuilpun ada hal yang “nyolowedi” aneh, tak biasanya.
Lalu dicarilah jalan bagaimana membubarkan hasil Konfercab XVIII, dan mulailah memberikan masukan-masukan busuk, jahat kepada personal-personal PBNU dibawah Ketum dan Sekjen.
Dan karena masukan-masukan jahat itu dibawa oleh pihak yang sangat dipercaya, maka tanpa cros cek, dimakan mentah-mentahlah masukan-masukan jahat itu.
Celakanya seperti terhipnotis, untuk memperkuat argumen masukan jahat, langsung diperintahkan membuat Tim Klarifikasi dan Investigasi Konfercab NU Kabupaten Blitar, dengan Surat Tugas Nomor 619/PB.03/A.I.06.08/99/04/2023.
Yang tidak diketahui siapa personilnya, yang tidak diketahui bagaimana prosedur dan cara kerjanya, nyaris bekerja secara senyap, tahu-tahu hasil kerja dan rekomendasinya seperti yang bisa disaksikan bersama.
Mengutip surat PBNU bernomor 1677/PB.03/A.I.03.44/99/03/2024, huruf c “ demi kemaslahatan Jam’iyah Nahdlatul Uama di Kabupaten Blitar, meminta kepada Rais Syuriyah Terpilih untuk mendiskualifikasikan H. Arif Fuadi serta mengabaikan kelayakan H Arif Faizin dan KH Masdain Rifai untuk menjadi calon dalam tahapan pemilihan ulang Ketua Tanfidziah”.
Pertanyaannya, mendapat masukan dari mana kalimat aneh secara logika ?
Kondisi di lapangan sebaliknya, beliau ber 3 ini yang mendapat suara terbanyak, masing-masing 150, 59, dan 48, total 257 dari 282 suara.
Justru jika yg dilantik diluar ketiganya, ini yang malah banyak madlorotnya.
Mungkin PBNU dan personal-personalnya tidak mengira dan tidak salah, karena masukan-masukan jahat itu berasal dari orang-orang yang mereka sangat percaya.
Hanya bagaimanapun, sebagai pihak yang berada dilingkaran top leader sebuah organisasi besar, yang memang rawan dimasuki kepentingan-kepentingan tertentu, termasuk kepentingan jahat, seharusnya tetap menggunakan prinsip kehati-hatian dalam semua hal, meski misalnya karib sendiri yang memberikan masukan.
Setelah masalah ini menjadi pembicaraan publik, baik di media online maupun grup-grup WAG, serta menjadi kesadaran publik Nahdiyin Blitar khususnya, dan Jawa Timur umumnya.
Karena media online setidaknya menjangkau wilayah Jawa Timur, yang akhir-akhir ini sering menjadi Top Trending, yang juga merupakan basic warga nahdiyin, dan kebetulan pula sebagian juga punya problem yang serupa.
Rupanya PBNU menyadari bahwa langkah serta merta atas hasil Konfercab XVIII Kabupaten Blitar, merupakan langlah yang tergesa-gesa dan kurang bijak, dan jika tidak segera diakhiri, akan menimbulkan efek domino ke beberapa daerah yang saat ini Konfercabnya bermasalah.
Solusi terbaik adalah silaturrahmi tabayun, kalau perlu PBNU mengundang atau diundang, tetapi sekali-kali jangan melibatkan pihak-pihak yang telah menjadi bakteri pembusuk dalam tubuh organisasi NU, akan tercemar semua.
Karena ini bukan win-win solution, bukan memecahkan masalah, bukan pula bahtsul masa’il, tetapi menegakkan kembali benang kebenaran berdasarkan aturan yan telah disepakati bersama, yaitu AD, ART, dan Perkum NU.
Mengakhiri dan menyelesaikan masalah di Blitar secepatnya, dari gegeran menjadi ger-geran, dengan kembali menggunakan tracknya (AD, ART, Perkum) adalah solusi terbaik, dari pada bakteri pembusuk menyebar kemana-mana. (*)