KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Sejumlah Warga Kelurahan Sukorame Kota Kediri mengeluhkan penutupan akses salah satu pintu lapangan di sebelah timur yang disinyalir dilakukan secara sepihak oleh pengelola lapangan tersebut. Penutupan ini menyebabkan warga kesulitan untuk menggunakan fasilitas olahraga yang selama ini menjadi tempat aktivitas mereka.
Adi Saputra menuturkan penutupan akses ke lapangan sudah terjadi sekitar satu bulan lamanya. Selain sisi timur, ada tiga pintu lain yang terbuka, dengan alasan untuk jogging track.
“Kalau memang ditutup ya ditutup semua, jangan salah satu, padahal pintu sisi timur ini adalah akses menuju kampung warga,” katanya, Jumat (12/7/2024).
Warga RT 19 RW 06 Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, ini pun mengutarakan, keberadaan pintu lapangan di sebelah timur terhubung langsung dengan masyarakat sekitar 15 kartu keluarga (kk). Sehingga akses disebelah timur jika ditutup, maka otomatis warga setempat yang ingin memanfaatkan fasilitas olahraga harus memutar ke gerbang utama maupun di sebelah barat yang jaraknya ia rasa jauh.
Namun, yang cukup menyita perhatian bagi Adi dan warga setempat adalah adanya alasan yang diberikan oleh tokoh masyarakat setempat. Yakni penutupan akses pintu lapangan di sebelah timur agar kendaraan roda empat tidak seenaknya, memasuki area lapangan karena bakal merusak paving atau arena joging.
Adi pun merasa keheranan beberapa hari lalu menemukan bukti adanya kendaraan roda empat yang masuk ke lapangan sebagai tempat parkir di salah satu kafe yang kebetulan lokasinya dekat dengan lapangan. Disinyalir telah melewati salah satu gerbang pintu lapangan sukorame yang masih terbuka.
” Kami meminta kepada pengelola agar konsisten dengan keputusanya, untuk mengantisipasi kendaraan masuk ke dalam lapangan. Maka semua pintu harus ditutup semuanya bila alasan yang diberikan sebagai upaya perawatan paving atau arena joging,” urai Adi.
Ketidakkonsistenan ini memicu ketegangan di antara warga, dengan sebagian mendukung penutupan untuk menjaga fasilitas, sementara yang lain merasa penutupan tersebut tidak adil dan merugikan. Ketegangan di antara warga semakin meningkat ketika adanya upaya warga membuka secara paksa palang pintu sebelah timur lapangan sukorame hingga berakhir ricuh.
Hal ini diungkapkan oleh warga RT 34 RW 10 berinisial AP yang menyayangkan kejadian pertengkaran tersebut. Penutupan akses pintu lapangan sukorame telah menjadi isu sensitif yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga setempat.
” Kemarin (Kamis-red) teman saya, Adi Saputra sekitar pukul 13.00 WIB sempat bersitegang dengan oknum pengelola lapangan. Namun kejadian tersebut tidak berlangsung lama, dan tidak menimbulkan timbulnya korban mengalami luka-luka,” terang Adi.
Dari permasalahan tersebut, Adi dan warga sekitar pun mengadu ke pihak Kelurahan Sukorame Jumat Siang. Namun hingga kini masih belum menemukan solusi soal adanya penutupan akses jalan ke lapangan tersebut secara sepihak oleh pengelola.
“Belum ada tanggapan, itu akses warga menuju ke lapangan dan lapangan ini kan aset pemerintah,” ungkapnya.
Sebagai catatan: adanya penutupan akses pintu lapangan Sukorame ini telah menyita perhatian warga setempat yang berharap ada dialog dan solusi yang lebih baik antara pihak berwenang, dan masyarakat untuk menjaga fasilitas umum ini tanpa mengganggu aktivitas warga sehari-hari. (*)