Kamis, 24 Oktober 2024
27.8 C
Surabaya
More
    OpiniBerebut Tahta di Bhumi Laya Ika Tantra Adhi Raja Blitar

    Berebut Tahta di Bhumi Laya Ika Tantra Adhi Raja Blitar

    Oleh Sumartono – Sekretaris Pusat Ormas Rakyat Djelata (RaDja)

    Isu politik di Bhumi Laya Ika Tantra Adhi Raja (Tempat bersemayam raja-raja agung) Kabupaten Blitar kembali menjadi bahan pembicaraan masyarakat baik di warkop dan media sosial isu-isu politik banyak dibahas.

    Meskipun belum dapat dipastikan, namun isu yang beredar baik melalui baliho ataupun media sosial, diprediksi ada beberapa bakal calon dipastikan meramaikan pilkada di Kabupaten Blitar.

    Menjadi seorang pemimpin di Kabupaten Blitar tidaklah mudah seperti membalikkan sebuah tangan. Mengingat luasnya Kabupaten Blitar yang terdiri dari 22 Kecamatan, 248 Desa/ Kelurahan, 765 Dusun, 1982 RW dan 7046 RT.

    Untuk bisa duduk di Pendopo Agung Hadi Nagoro (Tempat bupati tinggal) bukan perkara mudah, selain kekuatan finansial sang calon, ketokohan, popularitas, elektabilitas yang mampu membawa aura perubahan bagi masyarakat Kabupaten Blitar.

    Baca juga :  Berdakwah dan Berjuang Sepanjang Masa, Jaga Sejengkal Bumi Ibu Pertiwi

    Secara finansial sang calon pemimpin Kabupaten Blitar harus mempunyai kekuatan harta benda yang cukup dalam merebut hati rakyat. Pepatah jawa mengatakan “Jer basuki mawa beya” yang artinya untuk mencapai cita-cita yang diinginkan harus bekerja keras.

    Selain finansial, figur ketokohan sang calon sangat diperlukan untuk mendongkrak seorang calon. Sebagai contoh karakter tokoh yang membumi, kesederhanaan, dekat dengan rakyat menjadi karakter yang disukai masyarakat. Strategi politik ini nanti yang bisa mendongkrak suara calon.

    Disamping itu apabila calon ingin dikenal harus populer, untuk dikenal masyarakat, hal ini mencerminkan sejauh mana sang calon digemari, diakui, didiskusikan dan diikuti oleh masyarakat secara luas.

    Secara luas calon pemimpin harus berlektabilitas tinggi sebagai ukuran kemenangan dalam pemilihan dalam menduduki suatu jabatan. Semakin besar elektabilitas seseorang maka semakin besar peluang kemenangan. Tentunya hal ini tidak lepas dari popularitas, kebijakan, kepemimpinan, persepsi publik serta lingkup perpolitikan.

    Baca juga :  Berdakwah dan Berjuang Sepanjang Masa, Jaga Sejengkal Bumi Ibu Pertiwi

    Menjadi seorang pemimpin tidak gampang dan harus memenuhi beberapa kriteria seperti, jujur, adil, amanah, bermartabat tinggi dan bertanggungjawab untuk membawa arah perubahan yang lebih baik. Ingat, di Kabupaten Blitar ini bila pemimpin tidak amanah akan mendapat bala’ dari Allah SWT karena mengkhianati amanat rakyat.

    Seperti yang sudah terjadi dibeberapa pemberitaan di media masa, ada beberapa pemimpinatau kepala daerah yang tidak amanah dengan mengkhinati kepercayaan rakyat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme akhirnya berujung di jeruji besi. Tentunya bila itu terjadi akan mempengaruhi kondisi pemerintahan daerah dan rakyat menjadi korban atas kerakusan dan ketamakan seorang pemimpin yang tidak amanah.

    Mampukah calon-calon pemimpin di Bhumi Laya Ika Tantra Adhi Raja Kabupaten Blitar memenuhi kriteria seorang pemimpin yang Berakhlakul Karimah yang mampu membawa amanah bagi rakyat, untuk menjadikan masyarakat sejahtera dan mampu mengayomi masyarakat kecil menjadi Baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.(*)

    COPYRIGHT © 2024 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan