KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Biasanya, saat memasuki liburan sekolah, sebagian anak atau pelajar memanfaatkan momen kebersamaannya bersama keluarga tercinta. Sejumlah rencana telah diprogram oleh kedua orang tua untuk melakukan sejumlah aktivitas seperti berwisata, mengunjungi sanak saudara, berkebun atau bahkan bersantai ria dengan memainkan game kekinian.
Nah, jika sebagian pelajar aktivitas bersama keluarga atau teman sebayanya, hal ini terlihat berbeda di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di mana ada ratusan dari berbagai sekolah mengikuti program santri kilat Pondok Pesantren Taman Qur’an (PPTQ) Al Maksum di Jalan Raya Pagut Nomer Gang 3, Kelurahan Blabak, Kecamatan. Pesantren, Kota Kediri.
Para pelajar di tingkat Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota tersebut, mengikuti program santri kilat yang telah dijadwalkan oleh pengasuh Ponpes selama 3 hari yakni 21-23 Juni 2024 guna lebih mendalami berbagai aspek pemahaman agama Islam meliputi Al-Qur’an dan Hadis, serta aplikasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Mengikuti kegiatan pesantren kilat juga memiliki sejumlah manfaat, di antaranya selain menambah wawasan agama Islam, menambah pertemanan, dan yang terpenting mengurangi dampak negatif akibat adanya pengaruh buruk dari gadget. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh sejumlah santri kilat PPTQ Al Maksum.
“Saya mendapatkan pengetahuan baru perihal hadast besar dan kecil, najis, kemudian tentang fiqih,” kata, Raisya Anindya Putri, Sabtu (22/6/2024).
Perwakilan santri kilat perempuan ini mengutarakan, kedua orangtuanya juga sangat mendukung kiprahnya untuk mengikuti program santri kilat di Ponpes PPTQ Al Hikam. Selain positif mengurangi jam bermain gadget ia memperoleh ilmu pengetahuan agama Islam yang lebih bermanfaat.
“Alasan masuk pesantren kilat, Kalau dirumah saat liburan sekolah maupun sehari-hari main game terus,” terang remaja dua bersaudara asal Kelurahan Blabak Kota Kediri.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahmad Hafiz Wahyudianto, pelajar asal Kelurahan Tosaren Kota Kediri ini juga mengaku mengikuti program santri kilat di Ponpes PPTQ Al Maksum lebih bermanfaat untuk mengurangi main handphone. Bahkan, kedua orangtuanya juga sangat mendukung dirinya mengikuti program pesantren kilat.
“Ya lebih bermanfaat jadi santri kilat, ketimbang main handphone di rumah,” ujar Hafiz.
Ia mengatakan metode ustadz dan ustadzah di Ponpes PPTQ Al Maksum menyampaikan materi agama Islam sangat menyenangkan, ada sejumlah materi yang belum ia peroleh di sekolah umum, dirinya dapat di Ponpes.
Tak hanya itu pelajar yang mau beranjak ke tingkat Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP ini juga mengaku lebih senang menjadi santri kilat, hal ini dikarenakan dipertemukan kembali dengan teman lamanya sewaktu kecil di Taman kanak-kanak (TK) bahkan memperbanyak jaringan pertemanan.
“Saya senang disini, ada banyak teman bahkan teman saya dulu ketika di TK,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Rafardan Aqila Danis Irawan, mengatakan ustadz dan ustadzah yang mengajar sangat berkompeten, terlebih ada sebagian materi yang didapat di Ponpes belum tentu diajarkan oleh gurunya ketika di sekolah umum.
“Perasaan saya ikut mondok itu seru, ada banyak materi yang diajarkan oleh ustadz dan ustadzahnya yang belum saya terima di sekolah umum,” ujar santri kilat asal Kelurahan Blabak Kota Kediri.
Alasan Denis mengikuti program santri kilat di Ponpes PPTQ Al Hikam selain untuk mengisi kegiatan waktu libur sekolah dengan kegiatan positif, Ia juga penasaran bagaimana rasanya menjadi seorang santri pondok.
“Ya penasaran bagaimana rasanya jadi santri pondok dan ternyata seru serta mengasyikan,” kata Denis.
Sementara itu, perwakilan santriwati kilat, Aisyah Khoirun Mumtaza juga menyampaikan, perasaan senang ketika menjadi santriwati ada beberapa materi agama yang belum ia pernah jumpai di sekolah, justru di dapatkan pesantren khususnya dalam ilmu fiqih.
“Ada materi agama Islam yang saya dapat disini kayak pengertian najis, Thoharoh, kemudian Istinja,” urai Aisyah.
Remaja asal Kelurahan Jamsaten Kota Kediri ini juga mengutarakan, kelak bercita-cita akan menjadi santriwati Pondok yang ia impikan, bahkan juga telah mendapat persetujuan dari salah satu orang tuanya.
“Ingin mondok karena merupakan harapan dari ayah saya,” ungkapnya.
Terpisah, Pengasuh Ponpes PPTQ Al Maksum, Izzat Sya’roni, menyampaikan, Program ini bertujuan untuk memahami agama Islam di kalangan generasi muda dengan memberikan materi yang lebih detail dan komprehensif. Meliputi belajar shalat, berwudhu, membaca Al-Qur’an, mempelajari fiqh dan aqidah akhlak, kemudian para santri kilat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sekaligus, juga kegiatan santri kilat bertujuan sebagai upaya untuk membentuk karakter islami pada generasi muda khususnya pada momen libur sekolah.
“Kita mengadakan Pesantren kilat bertepatan dengan libur sekolah. Bertujuan supaya anak-anak belajar ilmu agama dengan maksimal tentang akhlak, etika, dan beragama di tengah masyarakat,” ucapnya.
Ulama muda karismatik Kediri yang populer disapa Gus Izzat ini mengatakan, materi yang diajarkan meliputi fiqih, akidah akhlak kepada generasi muda, dengan harapan agar generasi muda ini terhindar dari pengaruh negatif, agar terhindar dari pengaruh buruk yang dapat merusak moral dan akhlak.
Materi yang diajarkan pada program santri kilat juga telah disesuaikan dengan usia para santri. Metode pembelajarannya juga berpedoman pada Kitab Kuning agar kesuciannya tetap terjaga dan sanadnya jelas. Secara tidak langsung, santri kilat bisa mendapatkan keberkahan ilmu dari penulis kitab kuning tersebut
“Kami menggunakan kitab kuning. Kitab ini menjadi bagian dari warisan ulama terdahulu, dan telah terbukti dapat menjawab tantangan zaman,” terang Gus Izzat.
Selain mengajarkan materi dari kitab kuning, kata Gus Izzat, para ustadz dan ustadzah yang mengajar dipilih dari pondok pesantren yang memiliki sanad keilmuan yang jelas, memastikan para santri kilat mendapatkan pendidikan agama yang baik dan berkualitas. Maka PPTQ Al Maksum mendatangkan ustadz dan ustadzah langsung dari Ponpes Lirboyo dan Ponpes P3TQ Al Hidayah Kota Kediri.
“Kami sangat memperhatikan kualitas pengajaran di pondok pesantren kami. Oleh karena itu, para ustadz dan ustadzah yang mengajar di sini dipilih dari pondok pesantren yang memiliki sanad keilmuan yang jelas akan sanadnya,” imbuhnya.
Lanjut Gus Izzat, program pesantren kilat yang diselenggarakan oleh PPTQ Al Maksum digelar hanya selama tiga hari yakni 21-23 Juni 2024 dengan cukup membayar pendaftaran Rp 50 ribu. Telah berhasil menarik perhatian ratusan anak usia SD dan SMP.
Antusiasme yang tinggi ini di luar prediksi panitia, menunjukkan minat besar masyarakat terhadap pendidikan agama yang intensif selama liburan sekolah.
“Sebagai pengenalan Ponpes ke Masyarakat, kegiatan ini digelar 3 hari dan telah diikuti 140 santri di luar ekspektasi kami sebelumnya, yakni sekitar 20 santri,” urai Gus Izzat.
Guz Izzat juga menambahkan, agar program pesantren kilat yang diselenggarakan dapat berkontribusi dalam memperbaiki moralitas generasi muda. Menurutnya, dengan berpegang teguh kepada ajaran agama Islam, generasi muda akan memiliki benteng pertahanan yang kuat dari pengaruh negatif, sehingga kelak mereka dapat sukses dalam berbagai bidang usaha atau meraih cita-cita mereka tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.
“Program pesantren kilat ini bukan hanya sekedar mengisi liburan sekolah, tetapi juga sebagai upaya membentuk karakter dan moralitas anak-anak kita. Dengan pemahaman agama yang baik, mereka akan memiliki landasan yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dan godaan negatif,” tutupnya. (*)