“Saya dapat data di Jember yang mengejutkan bahwa ada peternak besar, dia bilang untuk mendapatkan Jagung import harus mengajukan dan mendapat rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat, lalu direkom provinsi, baru ke pusat.
“Ini yang membuat peternak ayam petelur dan ayam daging makin miris,” ungkap Arum Sabil,”.
Kaitan ini, saya membuat surat serupa. Tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada tanggapan.
Jagung ini sebenanrnya ada di Bulog. Tapi Bulog tidak mau mengeluarkan dengan alasan belum mendapatkan perintah, Bulog takut melanggar. Dalam posisi seperti ini, harusnya Pemerintah memberikan kebijakan khusus agar Jagung di gudang bisa segera dikerluarkan untuk mengatasi tingginya harga Jagung.
Berdasarkan data BPS, produksi Jagung di Jawa Timur mencapai 5,9 juta ton pada tahun 2023. Sedangkan kebutuhan untuk ternaki hanya sekitar 4,2 juta ton sampai Oktober 2023. (*)