Kamis, 12 Desember 2024
28.9 C
Surabaya
More
    LifeStyleSuarakan Isu Kekerasan Rumah Tangga di FilmTthriller "Sehidup Semati"

    Suarakan Isu Kekerasan Rumah Tangga di FilmTthriller “Sehidup Semati”

    JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Rumah produksi Starvision mempersembahkan film bergenre thriller psikologis karya sutradara Upi berjudul “Sehidup Semati”.

    Film ini mengangkat tema tentang kehidupan berumah tangga yang penuh drama perselingkuhan dan kekerasan yang masih menjadi persoalan bagi masyarakat di Indonesia.

    Cerita ini diawali dengan pernikahan Renata (Laura Basuki) dengan Edwin (Ario Bayu) yang menjadi awal mula kisah ini dimulai. Renata yang dibesarkan dalam keluarga religius ditanamkan bahwa perempuan harus patuh dan tunduk kepada suami sebagai kepala rumah tangga.

    Seruan dari pemuka agama pun juga menjadi pedoman Renata untuk menjalani hari sebagai istri yang baik untuk Edwin.

    Masalah mulai muncul ketika Renata mencurigai suaminya berselingkuh. Ia merasa mendapatkan teror seperti ‘dihantui’ adanya wanita lain di tempat tinggalnya. Edwin menepis kecurigaan Renata dan selalu minta Renata menurut apa yang dikatakannya.

    Seiring berjalannya waktu, teror adanya wanita lain di rumahnya semakin menjadi-jadi dan membuat Renata panik.

    Akhirnya ia bercerita kepada Asmara (Asmara Abigail) yang merupakan tetangganya di apartemen tempat Renata dan Edwin tinggal. Asmara yang memiliki citra seksi dan vulgar, justru selalu menasehati Renata untuk meninggalkan suaminya yang sering berlaku kasar.

    Hingga akhirnya Renata mendapatkan bukti bahwa Ana (Chantiq Schagerl) yang menjadi selingkuhan Edwin selama ini. Berbagai cara dilakukan Renata untuk menyelamatkan pernikahannya.

    Teror lain juga muncul yang berasal dari penghuni lain di apartemen yang semakin menambah ketegangan film ini.

    Kultur keluarga Renata yang meninggikan posisi laki-laki di rumah tangga juga membuat Renata tidak memiliki tempat berpijak dan membuat Renata semakin terpojok.

    Bagaimanakah nasib pernikahan Renata? Apakah Asmara membantu mengungkap perselingkuhan Edwin, atau justru Renata terjebak pada mulut manis Asmara?

    Film ini juga dibintangi aktor dan aktris kenamaan lainnya seperti Maya Hasan yang berperan sebagai Ibu Renata, Lukman Sardi sebagai pemuka agama, dan Ivanka Suwandi sebagai Maya.

    “Sehidup Semati” memberikan kesan film “dark” yang berbeda dari film lain. Kesan mencekam layaknya film horor juga ditampilkan dalam beberapa adegan yang semakin menambah ketegangan dan rasa penasaran akan apa yang selanjutnya terjadi.

    Beberapa angle pengambilan gambar yang tidak biasa juga dilakukan penata kamera oleh Yunus Pasolang sebagai dinamika baru dalam menghidupkan cerita.

    Penonton pun akan dibuat bingung dengan alur yang maju mundur, namun jika dipahami dengan saksama, penonton akan merasakan kesan layaknya detektif sedang mengungkap kasus kekerasan rumah tangga.

    Setelah menonton film ini juga meninggalkan kesan bertanya-tanya dan ikut berusaha memecahkan permasalahan yang dibawa antara peran Renata, Asmara, Edwin dan Ana.

    Sang sutradara Upi, ingin mengangkat isu ini karena menganggap isu kekerasan rumah tangga sangat dekat dengan masyarakat Indonesia namun sangat sedikit yang mau mengangkat tema ini ke layar lebar.

    Perlu 13 tahun bagi Upi untuk meyakinkan skenario ini ke berbagai produser dan akhirnya berlabuh pada Starvision yang juga berani mengangkat tema tabu ini.

    “Ide dasar cerita film ini lahir dari dogma-dogma atau ayat-ayat yang seringkali disalahtafsirkan dan disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan atau istri menjadi sangat lemah dan rentan,” kata Upi.

    Pesan yang ingin disampaikan pada film ini ialah ada beberapa kultur atau dogma yang menyebabkan adanya karakter seperti Edwin ataupun Renata. Upi ingin isu ini semakin mencerahkan penonton bahwa kejadian serupa masih banyak terjadi di Indonesia dan perempuan diharapkan dapat lebih dapat berbicara dan berekspresi melawan kekerasan yang dialaminya.

    “Melalui film ‘Sehidup Semati’ saya ingin memberikan pernyataan bahwa kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga masih kerap diabaikan. Melalui Renata saya ingin memantik diskusi kepada penonton bagaimana efek KDRT yang kerap diabaikan,” tambahnya. (ant/jun)

    Editor : Moh. Junaedi Rizki

    COPYRIGHT © 2024 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan