Minggu, 1 Desember 2024
25.6 C
Surabaya
More
    Politik PemerintahanSurokim: Debat Capres Jadi Referensi Bagi yang Belum Tentukan Pilihan

    Surokim: Debat Capres Jadi Referensi Bagi yang Belum Tentukan Pilihan

    SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Dekan FISIB (Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya) Universitas Trunojoyo Madura Dr. Surokim Abdussalam menilai, debat calon presiden yang berlangsung Selasa malam itu khan panggung ekspresi, maka respons publik bisa berbeda beda.

    Bagi mereka yang sudah punya pilihan itu hanya akan jadi penguat saja. Sebaliknya bagi yang belum menentukan pilihan bisa menjadi tambahan referensi.

    Dan seperti biasanya sebagai sebuah panggung yang punya bakat retorika baik biasa lebih diuntungkan. Ungkap Surokim mengomentari debat capres kepada wartatransparansi.com,di Surabaya, Rabu (13/12/2023)

    Kendati demikian kata peneliti senior pada lembaga survey Surabaya Survei Center/SSC),  karena debat dilakukan bersesi sesi, maka gak akan ada kandidat yang perfect bisa hebat mengimpresi disemua tema. Biasanya selalu plus minus.

    Baca juga :  TPP Khofifah-Emil Menang 60,41% Berdasarkan Real Count dari 51.940 TPS

    Secara umum jika dilihat debat tadi malam kalau diibaratkan pertandingan sepakbola, mas Anies  itu striker, pak Prabowo Subianto defender dan pak Ganjar Pranowo playmaker.

    Dalam debat sesi 1 tadi malam secara emosi dan materi substansi harus diakui mas Ganjar lebih diuntungkan. Beliau bisa memainkan peran untuk membuat mas Anies dan pak Prabowo vis a vis dan bertengkar ide hingga menyerang satu sama lain.

    “Ya, memang mas Anies secara argumentatif lebih bagus tapi yang jadi titik lemahnya, argumentasinya dipakai untuk menyerang dan mematahkan lawan. Padahal dalam konteks masyarakat indonesia yang high context, umumnya masyarakat tidak senang dengan model nyerang, strike,” tandas Surokim.

    Jika performence itu dikembangkan maka akan dianggap show force dan nampak sombong. Sementara pak Prabowo harusnya lebih tenang lagi tidak terpancing emosi supaya tidak  blunder. Mestinya Pak Prabowo fokus saja mengembangkan impresi dan simpati alias kurang santai.

    Baca juga :  Tren Positif, Golkar Sukses Pileg dan Memenangi 28 Pilkada Jatim

    Pihaknya melihat, secara umum mas Gnjar secara argumen memang tidak selihai mas Anies dalam beretorika, tapi secara isi lebih masuk akal.

    Dalam catatan saya, kata Surokim, argumennya mas Ganjar sebenarnya lebih simpel dan sederhana, tapi masih terjebak juga untuk menyerang. Saya pikir itu perlu dikurangi juga. Jangan strike langsung nyalahkan dan nyerang sebab pemilih kita sekali lagi tidak  seneng model model seperti itu.

    Menurutnya, argumentatif tidak hrus mematahkan lawan sebab bagaimanapun ini hanya sekadar pangung impressi dan cari atensi serta simpati bukan untuk menang kalah. Juga bukan lomba retorika dan pidato.

    “Panggung debat indonesia itu belum sepenuhnya bisa menerima model argumen negatif dan serangan ala ala strike gitu, apalagi cenderung personal. Karena budaya politik kita didominasi budaya jawa yang kuat, memegang teguh aspek mikul duwur mendem jeru,” Pungkas Surokim. (*)

    Reporter : Amin

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2023 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan