Tak hanya aktif di media cetak. Bung Tomo juga pernah bergabung dengan Kantor Berita Domei untuk memasok berita lewat pesan kawat yang saat itu disebut markonis. Setelah Jepang kalah dalam Perang Pasifik, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.
Bung Tomo bersama sejumlah wartawan mendirikan Kantor Berita Indonesia di depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit).
“Sementara alamarhum Abdul Aziz dan Toeti Aziz, pendiri sekaligus pemilik Surabaya Post, juga dikenal sebagai tokoh pers Indonesia yang memiliki dedikasi hebat dalam dunia jurnalistik,” kata Jokhanan lagi.
Sepak terjang A. Aziz sebagai jurnalis sangat dikenal di berbagai kalangan, di tahun 1975 ia pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur dan dinobatkan sebagai Tokoh Pers Indonesia.
Didukung Toeti Aziz, A. Aziz ikut membidani lahirnya Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur dari empat komponen, yakni PWI, Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), Departemen Penerangan Provinsi Jatim (kini berubah nama menjadi Dinas Kominfo Provinsi Jatim), dan Dispen Kodam V Brawijaya.
Empat pilar pendiri YPWJT ini kemudian mendirikan perguruan tinggi diploma tiga (D-3) sebuah pendidikan khusus Jurnalistik bernama AWS, Akademi Wartawan Surabaya, pada tahun 1964. Saat itu gedung dan aktivitas pendidikannya terpusat di Kapasari, Surabaya.
Sejak tahun 1987 perguruan tinggi ini berubah Status menjadi S-1 dan berganti nama menjadi Stikosa AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya), dengan konsentrasi program studi ilmu jurnalistik dan ilmu kehumasan. Sejak saat itu pula gedung dan aktivitas pendidikannya berpindah ke Jl Nginden Intan Timur I/18 Surabaya Timur. (*)