“Sehingga batik Surabaya bisa dikenal dan naik kelas. Memang harus dikolaborasikan dengan desain, sehingga mempunyai pasar yang berbeda,” ujar Bunda Rini yang sekaligus menjabat Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya ini.
Karenanya, Bunda Rini juga mendorong para pembatik di Kota Surabaya agar bisa lebih berinovasi dan mengembangkan desain batik. Dengan demikian, model batik Surabaya ini diharapkan lebih bervariasi dan tentu akan memiliki daya jual yang tinggi.
“Untuk pengrajin batik, saya berharap semangat terus. Dan ternyata baik Surabaya menjadi keren, tidak kalah dibandingkan dengan desain-desain baju lain yang internasional maupun nasional,” paparnya.
Bahkan menurutnya, batik Surabaya apabila didesain dengan bervariasi, sangat cocok dipakai untuk semua kalangan. Baik itu dipakai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja maupun masyarakat umum.
“Surabaya sudah diakui punya potensi batik yang keren banget. Sehingga untuk para desainer, ayo jangan ragu mengkombinasi atau mendesain batik-batik Surabaya menjadi lebih keren lagi,” pesannya.
Sementara itu, desainer asal Kota Surabaya, Gita Orlin menilai bahwa enam batik khas Surabaya memiliki motif yang unik. Keenam batik itu adalah Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Remo Suroboyoan, Sparkling, Kembang Bungur dan Kintir-kintiran.
“Itu semua yang membikin saya termotivasi untuk bikin bagaimana caranya motif-motif batik Surabaya yang unik-unik itu bisa menjadi lebih fashionable,” kata Gita Orlin yang sudah malang melintang di dunia desainer tersebut.
Di samping itu, Gita Orlin mengaku ingin mendesain batik Surabaya agar bisa dipakai semua kalangan, baik muda maupun tua. Karenanya, dalam IN2MF kali ini, ia mendesain batik Surabaya dengan konsep yang berbeda. (*)