Di wilayah tersebut, banyak warganya bekerja sebagai imigran gelap yang dibawa pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Di daerah itu tidak memiliki akses pendidikan, rawan perdagangan orang, sulit akses obat-obatan, dan sumber listrik. Dalam film tersebut, mengisahkan perjuangan Lailani mengajar anak-anak Larantuka membaca, menulis, dan mengisahkan Kompol Banyu memburu pelaku TPPO.
Kompol Banyu dan istri hadir di tengah-tengah masyarakat membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi Omi dan teman-temannya.
Judul “Aku Rindu” merupakan tulisan tangan dari Lailani yang rindu dengan anak muridnya Omi yang dipaksa dikirim orang tuanya bekerja di Malaysia sebagai imigran gelap.
Selain menampilkan kisah inspiratif kehidupan anggota Polri, penonton juga disuguhi sinematografi keindahan alam Nusa Tenggara Timur.
“Film ini untuk memberikan penguatan kepada seluruh anggota Polri dan keluarganya saat ditugaskan ke tempat jauh dengan segala risiko dia siap dan doa selalu mengantarnya,” kata Kamal.(*)