Cegah komplikasi berat diabetes melitus pada anak dengan deteksi dini

Cegah komplikasi berat diabetes melitus pada anak dengan deteksi dini

Ghaisani menjelaskan secara umum komplikasi diabetes melitus terbagi dua yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi jika gula darah rendah atau gula darah tinggi, sementara komplikasi kronik terbagi dalam dia kelompok besar yang disebut a1 yaitu makrovaskuler dan mikrovaskuler.

Makrovaskuler meliputi pembuluh daeah besar yang nantinya dapat berakibat pada kelainan jantung dan kadar kolesterol tinggi. Sedangkan komplikasi mikrovaskuler meliputi pembuluh darah kecil yang menyerang tiga organ utama tubuh yaitu retina pada mata, kelainan fungsi ginjal dan kelainan di persarafan.

Jika ada komplikasi akut dapat ditangani langsung di rumah sakit tanpa harus dirujuk dengan antidosis dan perwatan di rumah sakit. Namun jika terjadi komplikasi yang terkena organ seperti retina yang berdampak pada penglihatan tau gangguan fungsi ginjal dapat dirujuk ke rumah sakit pusat untuk dipantau tidak hanya dari diabetesnya namun dari segi komplikasinya.

Sementara itu, Ghaisani mengingatkan pada orang tua tidak perlu khawatir jika anak didiagnosa diabetes melitus, karena perlakuannya tidak akan berbeda dengan anak lainnya. Anak dengan diabetes melitus masih dapat tumbuh dengan baik dan punya pertumbuhan yang normal bahkan dapat berprestasi di bidang akademik.

Bahkan ia mengatakan anak atau remaja dengan diabetes melitus tetap dapat berpuasa pada bulan Ramadhan, dengan selalu memantau gula darah. Konsultasikan dengan dokter supaya dapat dilihat tren gula darahnya selama beberapa bulan sebelumnya.

“Jadi garis besarnya mungkin ada sedikit penyesuaian dosis insulin, pemantauan gula darah itu yang paling penting,” ucap Ghaisani. (*)