Mari Menanamkan Jiwa Nasionalis

Mari Menanamkan Jiwa Nasionalis
H.S. Makin Rahmat

Para mufassir dalam menafsirkan kata “معاد” terbagi menjadi beberapa pendapat. Ada yang menafsirkan kata “معاد” dengan Makkah, akhirat, kematian, dan hari kiamat. Namun menurut Imam Fakhr Al-Din Al-Razi dalam tafsirnya Mafatih Al-Ghaib, mengatakan bahwa pendapat yang lebih mendekati yaitu pendapat yang menafsirkan dengan Makkah. Tempat terbaik bagi umat muslim.

Tentu subyektif kami, dalam takaran cinta tanah air berpulang dari mana seseorang. Tentu Al Faqir yang dilahirkan di bumi Pertiwi, besar dan bekerja serta mengabdi di Indonesia, tentu hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air sebagian dari iman) harus tumbuh subur, dengan kadar 24 karat.

Contoh sederhana, hati ini rasanya bergemuruh saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Begitu pula, bila ada bendera merah putih bertengger gagah berkibar sebagai bukti nyata negara Indonesia berdaulat dan diakui dunia. Tanpa terasa air mata menetes sebagai wujud bangga dan bahagia.

Maka kita telaah kelanjutan dari QS Al Qoshos ayat 85:
قُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“….Katakanlah (Muhammad) Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”

Tentu saja sebagai warga negara dan hambaNya yang beriman, berharap serta memohon selalu mendapatkan petunjuk, dan diberikan kekuatan untuk mengisi kemerdekaan sebagai bukti memiliki jiwa nasionalis dan cinta tanah air. Isi kemerdekaan dengan karya, keahlian dan sumbangsih bagi negeri.

Sekali lagi, marilah berlomba-lomba berbuat kebaikan jangan sampai terpelosok dalam kesesatan. Siapa yang menabur benih pasti akan menuai hasil (panen). Ayo terus kita kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih. Merdeka. Wallahu a’lam bish-showab. (*)

Penulis : HS Makin Rahmat SH MH, Santri Pinggiran Wartawan UKW Utama dan Ketua SMSI Jatim.