Tentu dengan harapan dari salat yang kita kerjakan menjadi benteng kita untuk mencegah dari perbuatan fasih dan munkar. Sekali lagi, kalau masih ada pelaku kejahatan, kemaksiatan dan kedzoliman di bumi Nusantara ini ternyata juga rajin salat, pertanyaannya bagaimana dengan salat yang dikerjakan. Sekedar mengugurkan kewajiban atau mampu menyeruak ke relung hati?.
Mari tunaikan salat dengan sepenuh hati untuk mengejar ridlo dan RahmatNya, secara berjamaah sebagai penopang kealpaan kita terhadap segala karunia. Kalau Baginda Rasulullah SAW sudah memberikan garansi: “barang siapa salat fajar dua rakaat lebih baik dari dunia dan seisinya,” tentu menjadi motivasi kita bahwa segala ujian, cobaan, masalah dan godaan pasti akan berlalu bila kita Istiqomah salat lima waktu berjamaah.
Selaras firman Allah SWT dalam Al-Quran:
*وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ*
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu”. (QS An-Nisa’, 102)
Anjuran salat berjamaah tentu tidak sekedar lebih mulia derajatnya dan menjaga kekhusukan. Dalam sabda Rasulullah menyebut:
*مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِيْ قَرْيَةٍ أَوْ بَدْوٍ لَاتُقَامُ فِيْهِمُ الْجَمَاعَةُ إِلَّا اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ*
“Tidaklah di suatu desa atau sahara, yang tidak didirikan salat berjamaah di antara mereka kecuali mereka akan dikuasai dan dikalahkan oleh setan. Maka dirikanlah salat jamaah, karena sesungguhnya harimau akan memangsa kambing yang jauh dari kawanannya.” (HR. Abu Daud).
Dari uraian tersebut mari berlomba mendirikan salat berjamaah, terutama salat Isya dan Subuh berjamaah di masjid sehingga menjadikan kita hambaNya yang beruntung dunia-akhirat. Wallahu a’lam bish-showab. (*)