BANYUWANGI (Wartatransparansi.com) – Sekolah sekolah di Banyuwangi, Jawa Timur punya program keren. Salah satunya adalah pengelolaan sampah secara baik dan berkelanjutan.
“Ini sebenarnya program bupati Ipuk Fiestiandani sejak tahun 2022 dan baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Ketua Stikes Banyuwangi Soekardjo, dalam acara praktik baik edukasi pengelolaan sampah berkelanjutan pada program UKS di Stikes Banyuwangi, Selasa (27/6/2023).
Pada kegiatan tersebut dimana mahasiswa Stikes melakukan pendampingan sekaligus menjadikan bagian Banyuwangi hijau untuk tingkat sekolah dasar dan menengah pertama.
“Kami mendatangkan 20 promotor UKS untuk dibina. Mereka akan dibekali ilmu tentang pengelolaan sampah di sekolah,” jelas Soekardjo di Banyuwangi, Selasa (27/6/2023).
Program pendampingan ini merupakan tahap kedua. Sebelumnya, sebanyak 12 sekolah telah lebih dulu didampingi dalam hal pengelolaan sampah.
Beberapa dari sekolah itu, kata dia, telah mampu menerapkan proses pengelolaan sampah dengan cara pemilahan. Para siswa di sekolah-sekolah tersebut juga mulai terbiasa untuk memilah sampah dan membuangnya sesuai jenis.
“Pengelolaan sampah harus dimulai dari dini. Caranya dengan mengubah perilaku dari sekolah. Ini selaras dengan program Banyuwangi Hijau,” tambahnya
Bahkan, dua sekolah di Banyuwangi juga telah memiliki tempat penampungan sampah yang jaraknya ideal, yakni beberapa ratus meter dari ruang-ruang yang ada di sekolah.
“Ada 12 sekolah yang telah didampingi juga telah mampu mengelola sampah secara baik. Minimal, para siswanya telah terbiasa untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya,” kata Soekardjo.
Sekedar diketahui, Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk “Banyuwangi Hijau” sebagai upaya melakukan langkah konkrit mengendalikan sampah plastik.
“Kami terus berkomitmen melakukan upaya pengendalian sampah, khususnya sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengampanyekan pengendalian sampah. Termasuk dengan sekolah-sekolah ini, harapannya akan prilaku di sekolah ini akan diterapkan di lingkungan rumahnya sehingga bisa menjadi budaya di generasi muda ini kelak,” ujar Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidu, Dwi Handayani.
Kepala UPT Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup, Amrulloh menambahkan, program pendampingan lewat UKS bertujuan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan. Kabupaten Banyuwangi memiliki program Sekolah Adiwiyata yang menjadikan pengelolaan sampah menjadi salah satu indikator penilaiannya.
“Di Banyuwangi, 15 persen sekolah sudah memenuhi kriteria indikator itu. Kita berharap jumlah sekolah yang mampu mengelola sampah secara baik dan berkelanjutan bakal bertambah,” kata Amrulloh.
Dalam acara itu, para promotor UKS dari sekolah-sekolah yang didampingi juga diajak untuk menilik tempat pengolahan sampah di Stikes, SMPN 2 Genteng, dan MTsN 3 Banyuwangi.
Di Stikes, sampah-sampah dari kampus diolah agar bermanfaat. Sampah-sampah organik diolah menjadi budidaya magot dan diolah menjadi kompos. Sementara sampah nonorganik dipilah untuk dipilih bagian yang masih bisa dimanfaatkan. (*)