Batu  

Gubernur Khofifah Launching Kawasan Pedesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno

Gubernur Khofifah Launching Kawasan Pedesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Pj. Walikota Batu Aries Agung Paewai

“Salah satu syarat bisa masuk Desa Devisa adalah ketika dalam satu desa itu memiliki keunggulan produk yang genuine dan original bukan produk dari desa lain. Selain itu, banyak warga desa melakukan pengembangan produk tersebut secara masif. Di Batu saya yakin ini banyak sekali yang potensial,” tandasnya.

Khofifah berharap desa devisa di Jatim jumlahnya semakin banyak sehingga nanti banyak desa menjadi jembatan memasarkan produk lokal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.

Desa Devisa ini akan mendapat bantuan dan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Termasuk akses pasar hingga akses pembiayaannya. Ini penting, ketika nanti sudah melakukan transaksi berbasis ekspor, transaksi akan di dukung oleh Bank Exim,urainya.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, Saat ini di Jawa Timur telah terbentuk 27 kawasan perdesaan yang terjalin dari kerjasama 150 desa di 16 Kabupaten/kota. Dimana salah satunya adalah Kawasan Argoforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno yang terbentuk dari empat desa yakni Desa Tulungrejo, Sumbergondo, Giripurno dan Bulukerto.

Sementara itu Pj. Walikota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Gunung Arjuno ini memanfaatkan kawasan perhutani yang ada di Kota Batu dengan luas 17.000 m2 untuk empat desa. Tahap pertama 2500 m2, dan sisanya akan diselsaikan pada tahap kedua.

Kerberadaan Agroforestri ini juga sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim yakni Inisiatif, Kolaboratif Inovatif (IKI) dalam mengambil peran untuk berupaya mengembalikan kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan variable kesejahteraan masyarakat.

Aris menyatakan optimismenya komoditas Kopi ini bisa menjadi komoditas unggulan selain komoditas Apel yang sudah menjadi Ikon dari Kota Batu. Komoditas Kopi ini akan terus di dorong untuk dikembangkan selain komoditas Apel yang menjadi icon bagi masyarakat Kota Batu.

Pembangunan kawasan perdesaan ini bukan hanya pemerintah, perhutani akan tetapi milik semua komponen masyarakat Kota Batu. Nantinya, kelestarian kawasan hutan akan membawa dampakpositif terciptanya udara yang bersih, sejuk dan segar, tutupnya. (*)