Makanan halal yang merupakan hasil usaha dan jerih payah sendiri itulah yang tebaik bagi Alloh, para Nabi juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sebagaimana dilakukan oleh Nabi Daud AS.
Imam Al Baihaqi menceritakan bahwa sayidina Abu Bakar Ash Shidiq r.a. mengatakan:
دينُك لمعادِك ودِرهمُك لمعاشِك ولا خيرَ في امرئٍ بِلا درهمٍ
“Agamamu untuk akhiratmu, sedangkan dirham (uang) mu untuk kehidupanmu, tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tak punya dirham.”
Imam Al baihaqi juga menceritakan dengan sanad dalam haditsnya, bahwa Ibrahim Bin Basysyar berkata: Aku mendengar Abu Ali Bin Iyadh berkata kepada Ibnu Al Mubarok: “Anda menyuruh kami untuk zuhud, sedikit harta dan sederhana dalam hidup tapi anda sendiri membawa barang-barang bagus dari Khurosan ke negeri haram (Makkah) bagaimana anda menyuruh kami tak sesuai dengan itu ? Maka Ibnu Al Mubarok pun perkata: Wahai Abu Ali, aku melakukan ini untuk menjaga wajahku, memulyakan kehormatanku, dan menjadikan alat untuk beribadah kepada Tuhanku. Tak ada hak Alloh yang aku lihat kecuali aku akan segera melakukannya.”
Secara umum menurut Al bahaqi tawakal itu adalah menyerahkan urusan kepada Alloh SWT. dan percaya kepada (keputusan)Nya.
Para ulama berbeda pendapat dalam hal itu. Ada yang mengatakan bahwa tawakal yang benar adalah Ketika usaha sudah mentok. Kalau usahanya sudah dilakukan barulah tawakal bermanfaat.
Ada pula yang berpendapat bahwa segala sesuatu yang sudah Alloh jelaskan tentang bagaimana jalan mendapatkannya maka sikap tawakal hanya akan benar bila sudah menempuh jalan itu serta melakukan usaha menggapai maksud. Kalau mereka tempuh jalan tersebut sambil menyerahkan hasilnya kepada Alloh agar berhasil dan menyampaikannya kepada tujuan berarti mereka telah mendatangi tempat dari pintu yang benar. Dan siapa yang memisahkan dari usaha menempuh jalan yang Alloh tetapkan berarti dia tidak melakukan sesuai perintah dan mendatangi tempat bukan dari pintunya.
Di riwayatkan dari sayidina Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً (رواه أحمد والـرمذي وابن ماجه)
”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “dalam hadist ini tidak ada dalil untuk berhenti berusaha justru menunjukkan pencarian rizki, karena burung itu kalau berangkat tujuannya hanyalah mencari rizki.
Hadits ini bermaksud kalau saja kalian bertawakal kepada Alloh Ketika kalian pergi berusaha, ketika datang dan ketika melakukan apapun sambil kalian melihat kebaikan di Tangan Alloh dan hanya ada di sisiNya, niscaya kalian akan selamat ketika berangkat dan berhasil dalam usaha, seperti hal nya burung yang berangkat dalam keadaan lapar tapi pulang sudah dalam keadaan kenyang. Akan tetapi yang terjadi adalah manusia terlalu percaya pada kemampuam mereka sendiri, mereka menipu, berbohong dan tidak saling menasihati, ini semua menyalahi sikap tawakal”.
Sahabat Abu Ad Darda’ r.a. meriwayatkan hadits dari Baginda Nabi SAW. :
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أن الرّزقَ لَيطلبُ العبدَ كما يطلبُه أجلُه (رواه ابن حبّان)
“Sesungguhnya rezeki akan mencari seorang hamba sebagaimana ajal yang akan mencarinya”.
Hadits ini menjelaskan bahwa apa yang telah ditaqdirkan oleh Alloh sebagai rizkinya akan mendatanginya, sehingga dia tidak perlu melampaui batas dalam mencarinya.
Hidup adalah pilihan, seorang mukmin wajib berusaha semaksimal mungkin dalam menggapai kebaikan dan kemanfaatan namun tidak boleh mengabaikan sikap tawakal yaitu menyerahkan hasil akhirnya hanya kepada Allah dan itulah yang terbaik karena segala urusan hanya Alloh semata yang berkuasa memutusnya.
Ihdina Ash Shirath Al Mustaqim. (*)
Sumber kutip Kitab Muhtashar Syu’ab Al Iman Lil Imam Al Baihaqi rahimahullo