Sholat subuh di mesjid mengajarkan, kita perlu memanfaatkan waktu kita secara efektif. Sholat subuh di mesjid juga memberikan pendidikan, kita jarus dapat memilah dan memilih mana yang menjadi priotas dalam hidup kita.
Sholat subuh di mesjid seakan bermakna, buat kaum muslim sebelum melasanakan aktivitas apapun, prioritas pertama kita melaporkan dan menyerahkan diri lebih dahulu kepada Sang Pancipa. Kepada Alllah.
Prioritas kita pertama kita setiap hari mengutamakan bersujud menghamba kelada Allah. Ini sebagiah simbol, sebelum melakukan kegiatan apapun, setiap hari kita lebih dahulu memprioritaskan diri berjemaah menghadap, melaporkan, merendah diri, minta perlindungan dan petunjuk kepada Allah.
Posisi Allah di atas segalanya.
Dari pendidikan sholat subuh di mesjid, setidaknya ada dua pelajaran yang dapat dipetik.
Pertama, kita wajib menata pemakian waktu kita dengan seefektif mungkin. Dalam refleksi kehidupan sehari-hari yang lebih luas, hanya orang yang memanfaatkan waktunya dengan benar dan untuk hal-hal yang bermanfaat saja yang memiliki keunggulan.
Berbagai studi dan riset sudah membuktikan hal ini.
Kedua, kita perlu memberikan prioritas waktu kepada hal-hal yang urgen, yang penting dan utama.
Sebagai muslim setiap hari kita memandang melaporkan diri, merendah diri, menyerahkan diri seraya minta batuan dan perlindungan kepada Allah merupakan prioritas kita.
Dalam prepektif
Kehidupan nyata sehari-hari, hal ini dapat ditafsirkan kita harus pandai menentukan mana yang urgen, kemudian mana yang penting dan mana pula yang dapat kita kerjakan agak belakangan.
Mengerjakan secara terbalik selain banyak membuang-buang wakti juga alan kurang menghasilkan tindakan yang berkualitas.
Dari sinilah kita lebih mudah menyadari mengapa ajaran Islam menyebut, merugilah orang-orang yang tidak memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian kita menjadi lebih mudah memahami, mengapa sebagian ulama menegaskan sholat subuh berjemaah seperti atau sama dengan mengerjakan sholat sepanjang hari.
T a b i k. (*) Bersambung….
Wina Armada Sukardi, adalah wartawan dan advokat senior dan Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhammadiyah. Tulisan ini merupakan repotase/opini pribadi yang tidak mewakilo organisasi.-