Lalu seperti apakah puasa Ramadan dijalankan secara sederhana. Dalam ajaran memanjatkan niat berpuasa sebagaimana para ulama terdahulu sudah memberi fatwa dengan membunyikan niat, “Niat puasa Ramadan sampailah sebulan penuh, dengan ngeker (menjaga) dan menjauhi semua perkara yang bisa membatalkan puasa. Termasuk tidak menggunjing, tidak memanjakan nafsu iri dan dengki. Apalagi suka memaki maki. Memperbanyak Istighfar (memohon ampunan) juga membiasakan infak dan sadaqoh, serta memberikan makanan atau minuman bagi sesama muslim yang berpuasa. Sebuah implementasi akhlaq mulia dan akhlaq dengan derajat tertinggi.
Dalam bahasa Al-Qur’an sebagaimana tersurat pada ayat 130-136 Surat Al-Imran; Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3:130).
Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. (QS. 3:131). Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. 3:132).
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS.3:133).
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
(QS. 3:134). Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. 3:135).
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. 3:136)..(*)