Dia memperinci bahwa DPD MDI Jawa Timur telah memiliki 30 da’i dan daiyah ternama yang sering memberikan tausiyah, kultum serta khotbah di masjid-masjid hingga media elektronik baik radio maupun televisi.
“Sebelum pandemi setahun sekali kita biasanya melakukan kursus da’i dan daiyah menggandeng lembaga kepemerintahan, Kemenag dan bekerja Dewan Masjid Indonesia untuk penjadwalan tausiyah bagi masjid-masjid yang membutuhkan,” ungkap dia.
Sementara Ketua DPD MDI Jawa Timur Prof. Dr. Abdul Halim mengatakan, dalam kepemimpinannya ke depan akan memberlakukan 5 program kerja. Pertama mengajak semua untuk menata niat dengan menyebarkan nilai dakwah yang santun dakwah rahmatan lil alamin dan lainnya.
“Kita bisa bersinergi, berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat. Ketiga, dilakukan mapping berbasis wilayah terlebih dahulu. Dengan demikian kita ketahui potensi daerah, kader dakwah apakah sudah cukup atau belum, begitu juga ada perkembangan apa sehingga pada akhir periode dapat terukur,” urainya.
Keempat, tambahnya, di era teknologi ini pihaknya akan mengemas pesan dakwah secara digital dan ke lima akan melakukan pendekatan yang dilakukan oleh Walisongo.
“Kita akan melakukan pendekatan melalui kultur budaya misalnya pendekatan sosial dan struktur bisa melakukan pendekatan kekuasaan termasuk melalui pendekatan ekonomi dan seterusnya. Lima hal ini mohon dukungannya dan semoga bisa terwujud,” pungkasnya. (*)