SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Malam tahun baru di Provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi sejarah karena dua rekor sekaligus berhasil dicatatkan. Atas rekor tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima piagam penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia – Indonesia).
Rekor tersebut ialah memukul kentongan secara serentak di lokasi terbanyak. Jumlah kentongan sebanyak 30.515 buah itu secara bersamaan dipukul dan ditayangkan secara hybrid dari Grahadi, hingga desa dan kelurahan se-Jatim. Kegiatan tersebut dicatat MURI sebagai Pemukulan Kentongan secara Serentak di Lokasi Terbanyak di dunia.
Sebagai informasi, Pemukulan kentongan diawali oleh Gubernur Khofifah yang diikuti Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dihadiri sebanyak 150 orang secara langsung dan yang mengikuti secara virtual sebanyak 2.097 desa dan 263 Kelurahan se Jawa Timur.
Selanjutnya Gubernur Khofifah juga menerima piagam penghargaan Rekor Indonesia MURI untuk Kirab Pataka secara estafet menempuh jarak terjauh.
Penghargaan Rekor Dunia MURI dan Rekor Indonesia MURI tersebut diserahkan oleh Customer Relation Manager Museum Rekor Dunia Indonesia, Lutfi Syah Pradana kepada Gubernur Khofifah dalam rangkaian Upacara Apel Patroli Sigap Jaga Lindungi Masyarakat Jawa Timur di malam tahun baru 2023 (SIJALINMAJATARU) di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (31/12) malam jelang pergantian tahun 2023.
Atas penghargaan yang diterima, Gubernur Khofifah mengatakan, pemukulan kentongan secara serentak menunjukkan bahwa seluruh elemen masyarakat bersama-sama siap untuk menjaga dan melindungi masyarakat di lingkungannya masing-masing.
“Sebuah kearifan lokal yang memang harus dihidupkan. Dulu kita mengenal dan menyebut siskamling. Di dalam siskamling ada kegotongroyongan, ada kearifan lokal dan ada tanggung jawab sosial,” ujar Gubernur Khofifah.
Tanggung jawab sosial, kata Khofifah, adalah bagian yang harus terus ditumbuhkan, harus disemai karena dari tanggung jawab sosial berbagai masalah bisa diantisipasi dan bisa dicari solusi secara bersama-sama.
“Alhamdulillah bersama-sama kita bersambung dengan desa dan kelurahan. Ada kepala desa, ada lurah, ada Babinsa, ada babinkamtibmas, ada karang taruna, pramuka dan elemen masyarakat lainnya,” tuturnya.
Apalagi, Gubernur Khofifah mengaku jumlah 30.515 kentongan dapat melakukan revitalisasi dari kearifan lokal. Sebab, mekanisme siskamling merupakan bentuk pengamanan bottom up proses. Artinya, berproses dari bawah, semua merasa terlibat, semua merasa bertanggung jawab.
“Bahkan, yang tidak ikut siskamling merasa bersalah sehingga apa yang dilakukan pada pergantian Tahun 2022 ke 2023 sesungguhnya adalah bagaimana bisa melakukan self defense,” kata Gubernur Khofifah.
Menurutnya, self defense membangun ketahanan diri, ketahanan lingkungan dan itu artinya _bottom up participation_ menjadi penting. Sebab, masing-masing bertanggung jawab atas keamanan lingkungannya. Proses kekerabatan ini memang harus dirajut kembali sehingga mereka menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk mengamankan lingkungan terkecil di wilayah masing-masing.
“Saya rasa dari lingkungan kecil mereka akan merasa aman dan nyaman tinggal di lingkungan yang mereka jadikan sebagai hunian mereka tempat mereka bersosialisasi, tempat mereka berusaha dan seterusnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, penghargaan rekor MURI pemukulan kentongan dengan jumlah terbanyak, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah prestasi semua pihak yang terlibat dengan bergotong-royong. Menegaskan bahwa desa-desa dan kelurahan di Jawa Timur siap menjaga dan melindungi masyarakat di desa dan kelurahan masing-masing.
“Terima kasih semua elemen strategis di Jawa Timur yang sebagian terwakili dalam apel pergantian Tahun 2022 ke tahun 2023. Kita mensyukuri semua yang kita capai pada 2022 dan kita terus akan berikhtiar meningkatkan kinerja, meningkatkan prestasi, meningkatkan layanan untuk perbaikan kebaikan kehidupan masyarakat di Jawa Timur,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Jatim Muhamad Hadi Wawan Guntoro menambahkan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka revitalisasi kegiatan patroli lingkungan untuk memelihara keamanan, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di wilayah desa dan kelurahan yang penuh rasa kebersamaan kekeluargaan dan gotong royong dalam menyambut malam pergantian Tahun 2022 ke tahun 2023 dengan semangat Optimis Jatim Bangkit.
“Tujuannya mewujudkan Jawa Timur yang aman, tentram dan kondusif utamanya di malam pergantian tahun baru. Kedua untuk membudayakan kembali patroli lingkungan sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan,” jelasnya.
Sebelumnya, saat memeriahkan peringatan hari jadi ke-77 Tahun 2022, dilaksanakan Kirab Pataka yang kemudian mendapat penghargaan Jer Basuki Mawa Bea. Kirab Pataka secara estafet mengelilingi Kab/Kota di Jawa Timur dengan menempuh jarak 2.005 kilometer selama 26 hari. (*)