Tantangan keempat yaitu adanya Era Gig Economy , dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/SMK dilingkungan Ma’arif.
“Banyak millenials dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek. Jadi misalnya kontrak 6 bulan lalu pindah ke korporasi lainnya itu dianggap sudah cukup. Ini bukan kutu loncat. Tapi 6 bulan adalah waktu yang cukup bagi mereka untuk terus mengembangkan karya kreatif dan inovatifnya,” ungkapya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian PBNU ini kemudian juga mengajak para PW dan PC Ma’arif yang hadir untuk mengembangkan People Center Developement dengan tidak mengesampingkan unsur IT didalamnya.
Selanjutnya, pada pengembangan teknologi pendidikan, bidang Artificial Intelegen tidak bisa dikesampingkan. di Jatim sendiri memiliki beberapa SMK yang memiliki kerjasama dengan korporasi skala multinasional.
“Ada contoh SMK dalam naungan LP Ma’arif di Blitar dan Sidoarjo yang memiliki berbagai alat pelatihan ketrampilan yang sangat canggih untuk pendidikan SMK. SMK ini bisa dijadikan model bagi SMK dalam naungan Ma’arif di Indonesia. Tentu yang lainnya juga banyak. Saya rasa jika para peserta rakernas bisa melihat langsung kesana akan sangat menginspirasi,” kata Khofifah.
Sementara itu. Ketua LP Ma’arif NU PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan dalam rakernas yang mengangkat tema “Membangun Pendidikan Unggul untuk Peradaban Dunia yang Berkelanjutan” akan melakukan evaluasi program kerja tahun-tahun sebelumnya dan membahas program kerja untuk masa mendatang. Selain itu agenda yang akan dibahas dalam rakernas adalah berkaitan dengan standar pendidikan LP Ma’arif hingga membangun Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan perundungan kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan.
“Satgas ini dijuluki sebagai Satgas Ma’arif Bermartabat. Ini merupakan langkah preventif kami untuk mencegah perilaku diskriminatif dan menghormati perbedaan yang ada,” ungkapnya
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa Rakernas ini juga disebutnya sebagai forum untuk merekonstruksi pemikiran dan mensinergikannya guna membentuk peradaban bangsa.
“Sehingga akan ada keberlanjutan yang sangat panjang. Karena harta terindah adalah anak kita dan wisata terindah adalah pembelajaran. Harapannya LP Ma’arif bisa jadi lembaga pendidikan terbaik,” harapnya. (*)