SUDAH sepekan ini almarhum Achmad Hermanto Dardak, ayahanda Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, wafat. Namun masyarakat Jawa Timur yang takziah masih mengalir.
Selain keluarga besar Partai Demokrat Jawa Timur, tokoh politik yang takziah di kediaman di Jakarta adalah Ketua DPD Golkar Jatim Muhammad Sarmuji. Sedangkan doa untuk almarhum berlangsung di beberapa tempat seperti Ponpes Darul Ulum Jombang yang diasuh Kiai Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans).
“Saya Achmad Zaini dan keluarga ikut berduka atas wafatnya Bapak Dardak. Kami punya kenangan bersama dengan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, almarhum membangunan Jembatan Suramadu. Semoga Allah ampuni semua dosanya,” ucap Ketua Umum Dewan Pembangunan Madura (DPM) Achmad Zaini kepada Emil, Rabu (24/8/2022).
Selain Zaini, Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Muh Syarif juga datang berkunjung. Ada pula sekitar sembilan anggota Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) beserta sekretarisnya, KH Nuruddin A. Rachman, yang mendoakan agar semua jasa almarhum menjadi amal jariyahnya.
Emil Elestianto Dardak atas nama keluarga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Jawa Timur yang telah memberikan perhatian kepada almarhum. Ia berharap, kepergian ayahnya setelah pengabdian pada negara dapat membuka pintu langit untuk berkah dan rahmat Allah SWT.
Papa saya sudah membangun banyak infrastruktur jalan dan jembatan selama mengabdi. Saya berharap, Allah juga bisa bangun jalan dan jembatan kokoh untuk jalannya ke surga. Amin, harapnya.
Achmad Hermanto Dardak, pergi sebagai salah satu putra bangsa terbaik di bidang infrastruktur. Jasanya telah banyak diberikan dalam pembangunan dan mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan global.
Salah satu pengabdiannya yang paling monumental adalah keterlibatannya dalam pembangunan Jembatan Suramadu semasa menjabat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum era Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014.
Sejak diresmikan pada 10 Juni 2009 oleh Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Suramadu telah menjadi sumber terjalinnya konektivitas antara Surabaya dan Pulau Madura. Yang mana, hal itu telah membawa imbas positif pada mobilisasi dan perekonomian Madura.
Selain itu, sebagai salah satu pakar yang ikut menggagas pembangunan landmark icon dan jembatan terpanjang di Indonesia tersebut, Hermanto juga telah berhasil menjadikannya destinasi wisata baru yang potensial.
Sebagai informasi, selain Jembatan Suramadu, Hermanto juga menggagas pembangunan Jembatan Kelok 9 di Sumbar, menyiapkan rencana pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera pada 2015, perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda, dan pernah memberikan solusi pondasi kerusakan di Jalur Pantura yang selama ini menjadi proyek abadi pemerintah.
Tak hanya itu, ia bersama tim Persatuan Insinyur Indonesia juga menjadi pelopor UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang dan UU No. 11/2014 tentang Keinsinyuran.
Bahkan di akhir hidupnya, Hermanto menjadi Ketua Tim Pengarah Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) yang dibentuk oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Beliau meninggal setelah mengurus pembahasan terkait IKN di Semarang. Mudah-mudahan syahid karena beliau wafat dalam menjalankan tugas kenegaraan, tutupnya. (*)