Untuk itu Muhadjir mendorong Muhammadiyah khususnya UMM untuk bisa mengatasi dan menjangkau keduanya, baik kemiskinan spiritual maupun material. Misalnya saja mereka yang dari Fakultas Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta lainnya bisa perlahan mengikis kemiskinan spiritual. Sementara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Politik dan pihak lainnya dapat memberi solusi akan masalah kemiskinan harta atau material.
Muhammadiyah telah lama berjuang mengentaskan kemiskinan. Baik melalui pemberdayaan maupun penyadaran spiritualitas. Keberpihakan terhadap orang miskin, anak yatim, dan kaum pinggiran juga dirasa sesuai dengan teologi Al-Maun Muhammadiyah.
“Semoga di bulan Ramadhan ini kita dapat dijauhkan dari sifat-sifat iri, dengki, culas dan perilaku buruk lainnya. Bulan suci ini juga dapat dijadikan sebagai momen koreksi untuk memperbaiki diri di kemudian hari,” pungkasnya.
Bersama almarhum Prof Abdul Malik Fadjar Msc , Muhadjir dikenal sebagai legenda UMM. Perjuangan dan kerja keras duetnya sukses membawa UMM menjadi perguruan tinggi swasta terbesar di Jatim dan kawasan timur Indonesia. Padahal semula distigma negatif sebagai universitas morat marit dan universitas murah meriah.
Kini UMM kini mendapat julukan baru sebagai universitas magang menteri karena dua mantan rektornya menjadi menteri. Sebelum Muhadjir, Malik Fadjar juga menjadi Menteri Agama pada era Presiden BJ Habibie, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Megawati. Juga menjadi anggota Watimpres di era periode pertama Presiden Jokowi. (hud/min)