“Nah, konsep Surabaya Mengajar ini adalah konsep pendidikan MBKM yang sangat bagus dan ini merupakan sinergisme antara Kemendikbudristek, Pemkot Surabaya, dan juga perguruan tinggi,” ujarnya.
Untuk itu, dengan sinergisme tersebut, ia berharap mahasiswa bisa semakin luas dan bisa mengenal laboratorium kehidupan yang sesungguhnya.
Harapan lainnya, sinergisme ini bisa dikembangkan dan ditularkan kepada pemerintah daerah lainnya di Indonesia. “Mungkin kalau nanti Wali Kota Surabaya berkenan, nanti bisa membangun kolaborasi dan pendampingan dengan pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Karena Kota Surabaya ini sebagai inisiator yang pertama dan sebagai contoh bagi pemerintah daerah lainnya di Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, saat acara launching,
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya hebat bukan karena wali kotanya, tapi karena warga Kota Surabaya dan perguruan tingginya yang hebat dan luar biasa.
“Pada waktu Covid-19 lalu, semua tenaga kesehatan berjibaku, perguruan tinggi ikut membantu hingga akhirnya saat ini Surabaya level 1. Jadi, program Surabaya Mengajar ini bukan yang pertama kami bersinergi dengan perguruan tinggi,” ujarnya.
Bukti lainnya, ketika pemkot fokus menangani stunting, perguruan tinggi juga berjibaku dengan Pemkot Surabaya. Akhirnya, pemkot diganjar penghargaan oleh BKKBN karena selama tiga bulan terakhir turun drastis, dari yang awalnya hampir 6 ribu hanya tinggal seribu, dan tiga bulan ke depan pemkot mencanangkan zero stunting.
“Bahkan, ketika pemkot menggerakkan ekonomi dan pelayanan publik. Ada 1.200 mahasiswa di seluruh perguruan tinggi Surabaya mendampingi semua RW untuk pelayanan publik, terutama terkait adminduk. Ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Surabaya sangat luar biasa,” katanya.
Karena itu pula, ia meyakini, jika para mahasiswa sudah mengajar di SD maupun SMP di Surabaya, akan muncul kader-kader pemimpin yang hebat dari tangan-tangan para mahasiswa ini. “Saya berharap kepada para mahasiswa untuk mencintai dan membangun Surabaya dengan hatinya,” imbuhnya. **