“Kita ingin menaikkan nilai dan daya saing batik kita. Kalau yang memakai dan mempromosikan batik itu mereka yang memiliki jejaring dan merupakan top referral dunia fashion, maka kita berharap impactnya juga akan lebih besar,” tegas wanita yang juga mantan Menteri Sosial ini.
Penampilan budaya juga akan hadir dalam even ini. Yang akan dipertontonkan di even ini mulai tari bedoyo Majapahit, tari topeng Malangan, tari jaranan senterewe, tari gandrung Banyuwangi, musik keroncong, dan pameran aneka macam kuliner Jawa Timur.
“Ini juga menjadi bagian dari kampanye gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia agar masyarakat semakin mencintai dan menggunakan karya anak bangsa, utamanya produk UMKM lokal,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Khofifah, Pemprov Jawa Timur telah menginstruksikan agar sebanyak 40 persen pengadaan barang dan jasa di Jawa Timur wajib menggunakan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Seluruh kepala daerah di Jatim mengoptimalkan potensi Rp 26,8 triliun belanja pengadaan barang dan jasa dialokasikan untuk UMKM dan produk dalam negeri.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan apresiasi atas buku Canthing Bhayangkara Bumi Jawi Wetan yang telah menjadi sumber inspirasi dan referensi terkait batik yang ada di Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Jawa Timur Ny Ully Nico Afinta menyampaikan bahwa besar harapannya kegiatan ini akan mampu menyampaikan kekuatan dan keistimewaan batik-batik yang ada di Jawa Timur.
“Semangatnya adalah membuat batik kita naik kelas. Bagaimana caranya naik kelas, caranya adalah dengan go global. Keanekaragaman batik Jawa Timur adalah kekayaan tersendiri yang patut untuk terus dilestarikan. Pameran ini selain untuk promosi diharapkan juga bisa membantu pemulihan ekonomi nasional pasca pendemi covid-19,” (fir/ais)