SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Sudah berjalan selama 2 tahun sejak pandemi melanda negeri ini, banyak masalah bermunculan dan menimbulkan keresahan di kalangan Emak-Emak.
Melalui hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) ternyata ada tiga masalah besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Direktur Riset SSC, Edy Marzuki menuturkan dari keseluruhan responden menunjukkan sebanyak 22,3 persen responden menyatakan, pengentasan kemiskinan menjadi prioritas masalah mendesak yang harus diselesaikan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
“Memang masalah ini PR berat bagi pemerintah. Pandemi dalam banyal hal berkontribusi terhadap problem kemiskinan di tengah masyarakat”, ujarnya.
Sementara masalah yang tidak kalah penting yakni pengendalian harga sembako. Hasil riset menunjukkan sebanyak 21,5 persen emak-emak Jatim mendesak pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Tidak bisa dipungkiri, justru di tengah pandemi harga sembako kurang terkendali. Akhir-akhir ini misalnya kelangkaan minyak goreng di pasaran jelas-jelas sangat meresahkan kalangan Emak-Emak”, imbuh Edy.
Lebih lanjut, pria yang juga dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini mengatakan masalah selanjutnya yakni Penanganan Covid-19 dan Dampaknya. Sebanyak 17,8 persen kalangan Emak-Emak Jatim mendesak pemerintah segere menyelesaikan masalah tersebut.
“Tentu Emak-Emak Jatim menginginkan pandemi ini segera berlalu”, pungkasnya.
Permasalahan lain yang menurut Emak – Emak Jatim juga harus mendapat perhatian baik oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah provinsi adalah ; Pemberantasan korupsi 7,9 persen, penyediaan lapangan kerja 5,3 persen, masalah kriminalitas 5,3 persen dan masalah-masalah lain seperti permasalahan pertanian, umkm dan yang lainnya di bawah angka 5 persen.
Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Februari 2022 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sebanyak 1.070 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (min)