Lapsus  

Pertama Kali Menikmati Matahari di Ujung Timur Indonesia

Pertama Kali Menikmati Matahari di Ujung Timur Indonesia
Bersama rombongan dengan latar belakang Tugu Kembaran Sabang Merauke.

Oleh Wetly

Dari Sabang sampai Merauke Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu Itulah Indonesia…

Itulah sepenggal lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” ciptaan R. Soerarjo (R. Suharjo) yang judul aslinya “Dari Barat Sampai ke Timur”. Perubahan judul terjadi pada 6 Mei 1963 oleh Presiden Soekarno.

Secara geografis, Kabupaten Merauke memiliki luas mencapai hingga 46.791,63 km2 atau 14,67 persen dari total wilayah Provinsi Papua yang luasnya mencapai 316.553,07 km2.

Merauke menjadi kabupaten terluas di Papua, bahkan kabupaten di provinsi lainnya di Indonesia. Secara administratif, Merauke memiliki 20 Distrik (terdiri 11 kelurahan, 179 kampung, 415 RW, dan 1.284 RT). Sedangkan luas wilayah perairab mencapai 5.089,71 km2.

Dari 20 Distrik (kecamatan) ada enam kecamatan berbatasan dengan negara Papua New Guinea atau Papua Nugini (PNG). Yakni, Kimaam, Eligobel, Ulilin, Sota,  Naukenjerai, dan Waan.

Sedangkan kawasan strategis meliputi, kawasan hutan lindung, hutan produksi, sentra pertanian dan industri, sehingga arah pengembangan kabupaten Merauke afalah kota agropolitan (agroindustri, agribisnis, agromedicine).

Sementara jika ditinjau menurut kelas ketinggiannya, Kabupaten Merauke merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki kelas ketinggian antara 0-60 mdpl. Merauke juga menjadi daerah tadah hujan. Sehingga tak heran jika lahan pertanian di kabupaten ini lebih banyak berharap pada air hujan.

Jujur, jika bukan karena helatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 lalu, mungkin saya tak akan pernah menginjakkan kaki di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Bisa jadi, saya hanya mengenal Merauke lewat lagu yang sudah saya nyanyikan sejak di bangku sekolah dasar.

Maka, sebuah pengalaman pribadi yang berharga ketika saya bersama rombongan dari Jawa Timur berkesempatan melihat langsung perbatasan Indonesia dengan Papua New Guine (PNG) yang disebut sebagai titik nol kilometer di sisi paling timur NKRI.

Sebenarnya, ada enam Distrik yang berbatasan langsung dengan PNG. Namun, distrik yang dipilih dan dijadikan titik nol kilometer (0-Km) oleh pemerintah adalah Distrik Sota, Kabupaten Merauke. Jaraknya sekitar 85 km dari pusat kota Merauke dengan waktu tempuh lebih satu jam menyusuri jalan Trans Papua.

Sepanjang perjalanan, rombongan kami melewati hutan alam. Di hutan alam ini saya melihat telah ada yang membangun beberapa tempat wisata, di antaranya wisata anggrek. Terlihat pula warga yang sengaja tinggal di hutan untuk membuat minyak kayu putih. Biasanya mereka akan berada di sana berhari-hari untuk menyuling.

Kami juga melewati panjangnya hutan lindung (Taman Nasional Wasur). Ketika perjalanan memasuki kilometer 40, saya dan empat wartawan lainnya meminta Edi (sopir) untuk berhenti. Sebabnya, mata kami penasaran dengan gundukan tanah yang sekilas terlihat seperti arca di tepi jalan.