banner 728x90

Ikut PTM, Siswa MBR Antusias dan Bahagia dengan Perlengakapan Sekolah Gratis

Ikut PTM, Siswa MBR Antusias dan Bahagia dengan Perlengakapan Sekolah Gratis
Pada pelaksanaan PTM 100 persen, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pimpinan DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya tampak berkeliling dan mengunjungi sejumlah sekolah.

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Para pelajar jenjang SD dan SMP tampak antusias mengikuti PTM 100 persen, Senin (10/1/2022). Tak terkecuali siswa dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), juga tampak bahagia ikut PTM karena telah mendapat dan memanfaatkan bantuan perlengkapan sekolah.

Pada pelaksanaan PTM 100 persen, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pimpinan DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya tampak berkeliling dan mengunjungi sejumlah sekolah.

Beberapa sekolah yang dikunjungi mulai dari SMP Negeri 19, SD Muhammadiyah 4, dan SMP Muhammadiyah 5, SMP Santa Maria, dan SD Negeri Kaliasin 1 Surabaya. Pelaksanaan PTM 100 persen ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

“Alhamdulilah persyaratan di SKB 4 Menteri sudah diterapkan. Kita lakukan dan pastikan bahwa pelaksanaan tatap muka memberikan kenyamanan dan rasa aman,” kata Eri.

Untuk memberikan kenyamanan bagi para siswa, Wali Kota juga meminta Dispendik Surabaya agar menerapkan PTM 100 persen dengan membagi dua shift. Hal ini dikarenakan adanya jarak antar siswa yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan PTM 100 persen dalam satu waktu.

“Kita terus memberikan keyakinan kepada orang tua, dengan meminta persetujuan wali murid. Supaya sekolah ini bisa berjalan nyaman, maka harus ada persamaan, antara Pemkot Surabaya dan DPRD untuk memberikan sebuah keputusan,” ujarnya.

Meski demikian, Eri mengaku, bahwa pelaksanaan PTM di Surabaya telah dimulai sejak PPKM Level 2 kemarin. Pihaknya juga telah melakukan survei terkait teknis PTM yang dibutuhkan oleh setiap sekolah.

“Alhamdulillah kita sudah lakukan itu. Kalau selalu (pembelajaran) online, maka siswa akan menjadi orang individualistik, ini yang kita takutkan, karena tidak ada komunikasi antar teman, tidak ada komunikasi dengan guru maka ini sangat membahayakan,” jelasnya.

Sedangkan terkait dengan seragam gratis untuk siswa dari keluarga MBR, menurutnya telah disalurkan di tiap sekolah. Seragam tersebut merupakan hasil produksi dari UMKM di Kota Surabaya.