Menggagas Olimpiade Maritim

Menggagas Olimpiade Maritim
Oki Lukito

Khusus untuk olahraga air lainnya seperti menyelam dan snorkeling, beberapa titik terkenal, antara lain Bunaken dan Siladen (Manado), Menjangan Bali, Komodo (Flores), Raja Ampat (Papua), Wakatobi (Sulawesi), Pulau Weh (Sumatera), dan Kepulauan Gili (Lombok). Indonesia memang berpotensi besar menjadi fasilitator Olimpiade Maritim.

Ditambah lagi dengan dragon boat, finswimming, spearfishing, lifesaving sport, hingga underwater photography yang memungkinkan dilombakan dalam ajang olahraga.

Pada event itu dirancang pula menjadi ajang promosi olah raga tradisional pesisir yang layak dikompetisikan serta tidak kalah aktraktifnya dengan Bola voli pantai. Sedikitnya terdapat dua cabor tradisional bernuansa laut yang bisa diusung ke kancah dunia dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Olahraga tradisonal seperti Ski lot misalnya. Adu balap selancar lumpur asal Desa Tambak Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Ski Lot adalah atraksi tahunan yang diselenggarakan setiap tahun saat hari raya ketupat. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun penduduk desa Pantai Lekok, Pasuruan Jawa Timur dan peserta lomba umumnya para nelayan.

Ada pula Pathol, olahraga tradisional masyarakat pesisir pantai utara mirip Sumo. Letak perbedaannya dalam olahraga ini peserta yang tidak memiliki tubuh tambun boleh terjun di arena pertarungan untuk melawan orang lain yang memiliki perawakan sepadan. Pemain Pathol bertelanjang dada dan di pinggang masing-masing dililitkan kain sarung atau tali “dadhung” untuk tempat pegangan lawan. Tidak ada matras, arena pertandingan dilakukan di tempat terbuka biasanya di pinggir pantai berpasir.

Indonesia sebagai negara berdaulat telah berhasil melaksanakan Diplomasi Maritim sejak Deklarasi Djuanda 1957 dengan hasil Konsep Negara Kepulauan dan melahirkan norma hukum baru yang diakui United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Akan tetapi pasca Deklarasi Djuanda itu belum ada lagi karya spektakuler terkait jati diri bangsa bahari yang mendunia. Sejatinya kita ini bangsa yang besar, melimpah sumber daya alam, kaya ide dan sarat gagasan.

Dalam pelaksanaan Olimpiade Tokyo kita sangat berharap tim official Kontingen Indonesia tidak terjebak tugas rutin, mengawal atlet dan menghitung kemungkinan perolehan medali. Akan tetapi diharapkan pro aktif melakukan diplomasi olahraga dengan melontarkan gagasan perlunya diselenggarakan olimpiade maritim. Sekali dayung dua pulau terlampaui, sekaligus mempromosikan potensi wisata bahari Indonesia. (*)

Penulis adalah Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim, Perikanan