Dia juga menyebut nama nama seperti yang muncul kepermukaan semuanya susah pernah ikut kontestasi baik tingkat daerah maupun nasional. Sedangkan Airlangga Hartarto belum, tapi sudah di kenal masyarakat.
“Saat ini mereka yang memiliki elektabilitas cukup tinggi adalah mereka yang pernah mengikuti kontestasi politik baik pilpres maupun pilgub. Pak Airlangga belum pernah terlibat dalam kontestasi tapi sudah diperhitungkan. Apalagi kalau Pak Airlangga sudah turun gelanggang, Insya Allah elektabilitasnya akan makin moncer,” kata Sarmuji.
Ramainya suhu perpolitikan nasional berimbas juga di Jawa Timur. Propinsi paling timur di Jawa ini begitu seksi dalam kacamata politik Jakarta. Dalam beberapa bulan terakhir partai-partai besar intens melakukan komunikasi politik. Baliho para tokoh juga semakin bertebaran di titik-titik strategis Jawa Timur, sehingga eksalasi politik terasa semakin naik.
“Para tokoh yang berpotensi mencalonkan presiden sudah mulai fokus di Jawa Timur. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan Ketua Umum (Airlangga Hartarto) di masyarakat,” ungkap Ketua Komisi 1 DPR RI tersebut.
Wakil Ketua Bidang MPO DPP Partai Golkar Meutya Hafid menyatakan, di politik saat ini yang ada kolaborasi bukan kompetisi. Meutya juga menghimbau untuk terus berkolaborasi yang positif antar kader antar DPD. Tatap muka memang penting untuk terus dilakukan untuk menyapa masyarakat, tetapi revolusi komunikasi melalui media sosial mau tidak mau harus juga dikerjakan.
“Mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak lagi program-program bersama. Karena itulah esensinya sosial media seperti yang disampaikan oleh ketua DPD Jawa Timur (M. Sarmuji, Red.) tidak bisa dan tidak lain adalah kerja bersama atau kolaborasi komunikasi,” tutup Meutia. (*)





