banner 728x90

Survei Mahasiswa Unair, 80 Persen Warga Surabaya Puas Kinerja Wali Kota Eri

Survei Mahasiswa Unair, 80 Persen Warga Surabaya Puas Kinerja Wali Kota Eri
Berdasarkan survei persepsi publik yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair), 80 persen warga Surabaya mengaku puas dengan kinerja penerus kebaikan wali kota sebelumnya, Tri Rismaharini.

Agar masalah ini bisa diatasi, alumni manajemen Fakultas Ilmu Budaya Unair 2012 ini memberikan rekomendasi agar Pemkot Surabaya memperbanyak CCTV, khususnya di daerah yang rawan kriminalitas, karena terlihat dalam survei bahwa adanya CCTV signifikan meningkatkan perasaan aman.

Sementara itu, akibat pandemi Covid-19 yang melanda Kota Pahlawan, kata Elizabeth, 73 persen responden mengalami penurunan pendapatan. Dari jumlah itu, 70 persen warga mengalami penurunan pendapatan lebih dari 25 persen, bahkan hampir 30 persen warga mengalami pendapatannya turun hingga 50-75 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19.

“Kondisi ini menjadi indikasi urgensi pada pemulihan ekonomi Surabaya di masa pandemi. Rekomendasi kami atas permasalahan ini adalah pemberian bantuan khususnya bantuan tunai langsung dan optimalisasi validitas data penerima bantuan atau korban terdampak pandemi menjadi faktor penting,” ungkapnya.

Sebanyak 34 persen warga merasa lapangan kerja yang tersedia sangat kurang. Kondisi ini disebabkan selain faktor pandemi Covid-19, juga karena ketidakseimbangan antara supply dan demand lapangan pekerjaan menjadi faktor.

Untuk  penyediaan lapangan kerja ini, rekomendasi yang diberikan adalah pemberian kemudahan perizinan investasi untuk menarik investor lokal maupun asing berinvestasi, terutama pada proyek padat karya. Kemudian implementasi proyek pemerintah padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Terkait masalah pendidikan, Achmad Zanwar A, yang juga ikut terlibat dalam penelitian mengatakan, saat ini masih terjadi perdebatan di masyarakat terkait pembukaan sekolah. Sebanyak 51 persen warga sekolah tetap ditutup dan 49 persen ingin sekolah dibuka. Kondisi ini berbeda dengan tempat ibadah, yang 82 persen warga ingin tempat ibadah dibuka dan 18 persen ditutup.

Selama pandemi, lanjut Achmad, sekolah dilakukan secara online. Namun cara ini menimbulkan masalah, karena 39 persen siswa tidak memiliki laptop atau komputer pribadi, mereka tentunya mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses belajar online.

“Akibatnya, pembelajaran secara online menjadi kurang efektif dan tidak dapat dirasakan oleh semua siswa. Kebijakan pembukaan kembali sekolah secara fisik harus dibarengi dengan sosialisasi yang baik, masyarakat terbelah seimbang antara mendukung sekolah dibuka versus tetap online ” ujar alumni Sistem Informasi Universitas Brawijaya ini.

Meski saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun 90 persen warga ingin kelonggaran terkait akses pada sebagian atau semua sektor. Namun tetap kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi elemen yang utama yang harus ditegakkan oleh pemerintah.

“Kerja keras Pak Eri Cahyadi dan Pak Armuji untuk menangani pandemi Covid-19 juga mendapat apresiasi dari masyarakat. Sebanyak 81 persen warga merasa puas terhadap penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya. Rekomendasi yang kami berikan adalah pemkot membuat peraturan yang konkret sebagai pedoman sektor-sektor ketika ingin membuka tempatnya,” tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih atas riset yang telah dilakukan mahasiswa MM Unair. Masukan-masukan dalam riset ini akan menjadi pertimbangan Pemkot Surabaya dalam pengambilan keputusan kebijakan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada MM Unair. Harapan saya, masukan-masukan dan evaluasi ini tidak hanya berhenti disini saja, tapi bisa dilakukan secara berkelanjutan. Tujuannya agar saya dapat potret persepsi masyarakat dari berbagai pihak. Selain itu, kami juga akan melakukan kolaborasi, tidak hanya soal survei, tapi juga usaha konkrit untuk menyelesaikan masalah di Surabaya,” ujar Eri.

Menurut dia, survei yang dilakukan MM Unair ini sama persis seperti survei yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, jika semua berkolaborasi semua permasalahan bisa diselesaikan. Apalagi Unair memiliki SDM yang hebat dibidang manajemen, bisnis dan lainnya.

“Saya membutuhkan kolaborasi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pemkot tidak bisa berjalan sendiri, harus ada gotong royong dari semua pihak. Contohnya UMKM, tadi kami sudah ada pembicaraan dengan Unair, akan melakukan pendampingan UMKM bersama mengenai bisnisnya, pengembangan laporan keuangan hingga penggunaan teknologiya. Surabaya akan hebat jika semua berkolaborasi untuk menuntaskan masalah yang ada,” tegasnya. ***