Amanah

Amanah

Oleh: Ali bin Muhammad Aljufri

سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيد الانبياء و المرسلين و على آله الطاهرين واصحابه الطيبين والتابعين لهم باحسان الى يوم الدين

Amanah bermakna tidak meniru, terpercaya, dan jujur. Dan dalam konteks ayat-ayat Alquran, amanah punya beberapa varian makna.

Pertama, terkait dengan larangan menyembunyikan kesaksian atau keharusan memberikan kesaksian yang benar, (QS 2:283).

Kedua, terkait dengan keadilan atau pelaksanaan hukum secara adil, (QS 4:58).

Ketiga, terkait dengan sifat khianat.

Keempat, terkait dengan sifat manusia yang mampu memelihara stabilitas rohaninya, tidak berkeluh kesah bila ditimpa kesusahan, tidak melampaui batas ketika mendapat kesenangan, (QS 70:32).

Kelima, dipahami dalam pengertian sangat luas sebagai tugas keagamaan maupun kemanusiaan.

Sesungguhnya, amanah itu merupakan tanggung jawab amat berat, serta kewajiban amat besar pula yang dipikul oleh manusia.

Manusia itu adalah hamba yang diberi kepercayaan, dicipta oleh Allah SWT ke alam wujud, serta ditawarkan kepadanya amanah dan diterima dengan segala tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.

Tulisan ini saya nukilkan untuk mengingatkan para calon pemimpin (bahkan yang sudah memimpin) yang diberikan kesempatan memegang amanah melalui nasihat-nasihat para ulama terdahulu.

Wahai saudara dan saudariku yang mendapatkan amanah.
Sesungguhnya amanah adalah sesuatu yang amat besar, dalam agama adalah tanggung jawab yang sangat besar. Seharusnya bagi kita hamba Allah menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, mengetahui kedudukannya, dan menjaganya dengan sangat berhati-hati, meletakkannya dalam perhitungan.

Karena banyaknya dalil di dalam Alquran dan Hadits Nabi Muhammad saw., yang menjelaskan tentang amanah dan kedudukannya serta akibat darinya baik di dunia dan akhirat, dari ganjaran yang baik bagi yang menjaganya, serta siksaan pedih bagi yang mengabaikan dan mengkhianatinya.

Dalam surah al Baqarah 283 Allah berfirman:
فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ ۗ
“Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah”.

Dalam surah al Ahzab 72 :
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.