Amanah

Amanah

Dalam surah Annisa’ 58:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”.

Allah SWT berfirman, bagi orang yang menjaga dan menunaikan amanah termasuk orang yang sempurna imannya dalam surah al Mu’minun ayat 8 s/d 11 :
وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِاَمٰنٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَاعُوۡنَ
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”,

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَوٰتِهِمۡ يُحَافِظُوۡنَ
‌”Serta orang yang memelihara shalatnya”.

اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْن
“Mereka itulah orang yang akan mewarisi”,

الَّذِيۡنَ يَرِثُوۡنَ الۡفِرۡدَوۡسَؕ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ
“(yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”.

Dalam surah al Maarij ayat 35:
أُولَٰئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ
“Mereka itu dimasukkan ke dalam surga lagi dimuliakan”.

Ganjaran dan pengakhiran yang baik itu bagi mereka yang menunaikan amanah kepada yang berhak.

Allah SWT juga menyifatkan orang yang menyia-nyiakan amanah itu sama dengan Yahudi:
وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ
“dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya”.

Rasulullah saw bersabda, khianat akan amanah itu adalah termasuk sifat orang munafik. Dalam hadits yang shaheh bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (HR Bukhari)

Rasulullah saw bersabda, bahwa amanah itu bagian dari iman:

مَا خَطَبَنَا نَبِيُّ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِلاَّ قَالَ:
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ ، وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ. أخرجه أحمد
“Tidaklah Nabiyullah (Muhamamad) shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami kecuali beliau bersabda: ”Tidak ada keimanan (yang sempurna) bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi seseorang yang tidak memenuhi janji.” (HR. imam Ahmad rahimahullah)

Marilah kita sama-sama cernai hadits di bawah ini:
Setiap pekerjaan yang dibebankan kepadamu adalah amanah, maka menyia-nyiakannya adalah perbuatan khianat terhadap amanah.

Dari Abu Hurairah ra. berkata: Nabi saw bersabda:

(( إذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ )) قال : كَيفَ إضَاعَتُهَا ؟ قال : (( إذَا أُسْنِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ )) . رواه البخاري .
“Jika amanah (amanat) sudah disia-siakan maka tunggulah kiamat.” Orang itu berkata. Bagaimana bentuk penyia-nyiaannya (amanah)?” Beliau bersabda:” Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat” (HR. al-Bukhari)

Semoga Allah senantiasa menuntun kita semua ke jalan yang di ridhaiNya. Aamiin ya Rabbal Alamiin. ***