Dalam perbincangan tersebut, Presiden juga mengatakan bahwa perayaan hari raya Idul Fitri kali ini tidak ditemani oleh putra putrinya secara langsung.
“Enggak semua ini, di luar kota semua, nanti mungkin seminggu-seminggu lagi,” ucap Presiden.
Itulah komunikasi virtual dalam bentuk silaturrahmi virtual Presiden beserta Ibu Negara dengan Wakil Presiden dan ibu Wakil Presiden. Dilakukan bukan karena waktu atau jarak, tetapi karena masa pandemi Covid-19, mau tidak mau budaya silaturrahmi bergeser dari saling salaman dan berbagai aktivitas sebuah keluarga, berubah menjadi kekuatan baru bernama “silaturrahmi virtual”.
Wali Kota Surabaya juga membuka akses khusus untuk silaturrahmi virtual, dan meminta kepada warga Kota Surabaya, menggunakan jasa internet melakukan komunikasi virtual dalam melakukan silaturrahmi Idul Fitri.
Inilah tuntutan dan tuntunan baru pada masa pandemi Covid-19, silaturrahmi virtual. Tentu saja dengan esensi tidak berubah karena sudah menjadi tuntutan atau ajaran yaitu; silaturrahmi dilakukan dengan memohon maaf dan saling memaafkan, terutama anak kepada kedua orangtuanya, saudara dekat maupun saudara jauh, sesama tetangga dan teman dalam pergaulan.
Mengapa? Silaturrahmi virtual Idul Fitri pada masa pandemi sangat efektif dan efisien, mengingatkan tuntunan (ajaran) telah mengajarkan, sebagaimana Nabi Muhammad saw mengamini doa malaikat Jibril;
Pertama, jangan terima puasa seorang mukin yang durhaka kepada kedua orangtuanya.
Kedua, jangan terima puasa seorang mukmin yang tidak memuliakan orangtuanya..
Ketiga, jangan terima puasa orang mukmin yang tidak saling menghormati dengan teman dan tetangganya.
Silaturrahmi virtual akan mendekatkan orangtua yang jauh maupun yang dekat, saudara jauh dan saudara dekat, teman dan tetangga dengan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes).