Selasa, 19 Maret 2024
28 C
Surabaya
More
    LapsusMendidik Masyarakat Siap Siaga Bencana
    Program Bantuan Japanese Red Cross Society di Kabupaten Malang

    Mendidik Masyarakat Siap Siaga Bencana

    Solidaritas Palang Merah Indonesia (PMI) yang bekerjasama dengan Palang Merah negara-negara lain ditunjukkan dalam melakukan aksi kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

    Berbagai bantuan dikucurkan setiap tahunnya untuk membantu masyarakat baik insidentil maupun bantuan yang bersifat antisipasi dalam bentuk bantuan jangka panjang.

    Salah satu bantuan negara pendonor yang dikucurkan oleh Japanese Red Cross Society kali ini diberikan untuk 2 lokasi yang dipilih. Kedua lokasi yakni di Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Kebumen, Jawa Tengah.

    Dipilihnya kedua lokasi tersebut sudah melalui pertimbangan dan verifikasi yang dilakukan baik oleh utusan dari Palang Merah Jepang maupun PMI Pusat.

    Di Kabupaten Malang, survei dilakukan oleh utusan Jepang bersama PMI Pusat dan PMI Jawa Timur dilakukan di empat desa. Tiga desa merupakan daerah wilayah pantai yakni Desa Tumpakrejo (Kecamatan Gedangan), Desa Pujiharjo (Kecamatan Tirtoyudo), dan Desa Purwodadi (Kecamatan Tirtoyudo). Serta satu desa di wilayah lereng pegunungan yakni Desa Argoyuwono (Kecamatan Ampelgading). Survei dilakukan pada 2019 lalu. Sedangkan pelaksanaan kegiatan berlangsung pada periode April 2020 hingga Maret 2023.

    “Namun, karena adanya pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan baru efektif dimulai Oktober 2020 lalu,” ujar Kepala Sub Divisi Penanggulangan Risiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim PMI Pusat Teguh Wibowo bersama Kepala Perwakilan Delegasi Palang Merah Jepang di Indonesia, Tengku Awaludin yang ditemui Majalah Gelora di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang.

    Bentuk kegiatan yang dilakukan bersama PMI Kabupaten Malang yakni pelaksanaan Program Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Berbasis Masyarakat dan Sekolah. Kucuran anggaran bantuan dilakukan dalam bentuk bantuan jangka panjang selama tiga tahun terbagi dalam tiga tahap penganggaran tahun anggaran Jepang yang dimulai April tahun 2020. Sehingga jika dihitung, program bantuan tahap pertama sudah selesai pada Maret 2020. Kemudian berlanjut kepada tahun kedua yang dimulai pada April 2021 hingga Maret 2022 mendatang.

    Sementara tahap ketiga berlangsung pada April 2022 hingga Maret 2023.

    “Dari evaluasi pelaksanaan tahap pertama, sejauh ini memang sudah berjalan sesuai dengan harapan. Karena memang untuk tahap pertama, program kegiatan masih berkaitan dengan pelatihan-pelatihan dengan melibatkan pengurus, staf dan relawan PMI Kabupaten Malang,” ujar Teguh.

    Tujuannya untuk penguatan terkait pendidikan dan rumah tangga tangguh. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memicu semangat relawan di markas PMI Kabupaten Malang untuk dapat aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan. “Saya kira, bentuk program bantuan dari Jepang di Kabupaten Malang kali ini menarik dan menantang. Bantuan model pemberian pendidikan kepada masyarakat untuk tanggap bencana merupakan hal baru yang digagas oleh pendonor dari Jepang ini.

    Jadi, kita benar-benar harus memanfaatkan secara maksimal untuk bisa digelar berkelanjutan untuk PMI dan Pemerintah Kabupaten Malang agar tujuan bersama meminimalisir bencana di masa mendatang,” tambah Awal —panggilan akrab Tengku Awaludin.

    Menurutnya, sebelum-sebelumnya memang kerjasama PMI dengan negara-benar pendonor bantuan dalam bentuk bantuan sosial atau bantuan insidentil jika terjadi bencana di suatu wilayah.

    Namun Japanese Red Cross Society bersama PMI Kabupaten Malang kali ini menggelar program kegiatan pelatihan untuk membentuk komunitas masyarakat dan sekolah yang tangguh jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

    Ketua PMI Kabupaten Malang Hj Jajuk Rendra Kresna, SE; MM menginformasikan bahwa ditunjuknya Kabupaten Malang sebagai pilot project kerjasama PMI dengan Palang Merah Jepang untuk pelaksanaan Program Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Berbasis Masyarakat dan Sekolah tak lepas dari prestasi yang ditunjukkan PMI Kabupaten dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan. “Tercatat, pernah ada bantuan dari Palang Merah Denmark tahun 2011 dan Irlandia pada 2017-2018,” jelasnya.

    “Sebelum melakukan kegiatan, pihak Jepang sudah melakukan survei lebih dulu terhadap lokasi yang menjadi sasaran kegiatan. Setelah melakukan survei, kemudian disepakati ada 4 desa dan beberapa sekolah tingkat SMP dan SD yang dilakukan kegiatan selama tiga tahun tersebut,” ujar Jajuk Rendra Kresna yang juga anggota DPRD Jatim tersebut.

    Sedangkan dalam pelaksanaannya, pihaknya bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, dan Kementerian Agama Kabupaten Malang. Kegiatannya di lingkup pendidikan dengan tujuan Kabupaten Malang memiliki model sekolah dengan pendidikan kebencanaan yang sistematis dan berkelanjutan.

    “Harapannya agar ada peningkatan pemahaman dan praktik pendidikan kebencanaan di lingkungan sekolah, terbangunnya manajemen kesiapsiagaan bencana di sekolah. Kemudian ada peningkatan peran Palang Merah Remaja (PMR) sebagai agen perubahan. Dan, terakhir bisa terlaksananya mitigasi bencana,” jelas Jajuk.

    Sedangkan untuk pengembangan di desa dilakukan dengan pendekatan ketangguhan keluarga dengan beberapa kegiatan meliputi, SIBAT dan masyarakat memiliki kemampuan untuk merespon kejadian bencana, pemahaman pengetahuan bencana pada keluarga.

    Harapannya, mereka tahu akan ancaman bencana di daerahnya, mereka tahu bagaimana cara menyelamatkan diri dan keluarganya, mereka tahu peran apa yang bisa dilakukan dan mereka tahu sumber daya apa yang dapat di manfaatkan dalam kesiapsiagaan tanggap darurat bencana dan sebagai kader di masyarakat terkait protokol kesehatan.

    Tersedianya regulasi kesiapsiagaan bencana desa, dan terlaksananya rencana aksi desa secara partisipatif, termasuk tersedianya peralatan kesiapsiagaan bencana sesuai kebutuhan masing-masing desa.

    Terbangunnya kemitraan untuk menunjang upaya kesiapsiagaan oraganisasi dan ketangguhan di target desa dan sekolah. “Seperti peningkatan kapasitas kesiapsiagaan PMI untuk mendukung ketangguhan bencana di wilayahnya, peningkatan kemitraan dan kerjasama antar pemangku kepentingan dan dukungan management program. Untuk itu, semua personel kita libatkan untuk menyukseskan program ini. Mulai pengurus, staf dan Relawan PMI Kabupaten Malang,” tambahnya.

    Teguh mengatakan, kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain, sosialisasi dan koordinasi sekolah siaga bencana pada bulan November 2020 lalu.

    Kemudian kerjasama MoU dengan dinas terkait yang juga dilakukan pada bulan November 2020. Tertemuan berkala stakeholder pada bulan Desember 2020, orientasi relawan dalam memfasilitasi dan memobilisasi masyarakat pada bulan Januari 2021, pelatihan SIBAT Desa Tumpakrejo Kecamatan Gedangan, Desa Pujiharjo dan Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo, dan Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading pada bulan Februari sampai dengan Maret 2021.

    PMI Kabupaten Malang melakukan kegiatan sosialisasi dan koordinasi penguatan sistem pendidikan kebencanaan di sekolah. Kegiatan yang bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai program Sekolah Siaga Bencana serta menjalin komitmen kerjasama antar- stakeholder atas keberlangsungan program ini yang dipimpin Ketua PMI Kabupaten Malang, Jajuk Rendra Kresna.

    Acara ini dihadiri pula oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan perwakilan dari Kementerian Agama. Selain itu, turut hadir pula Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Kepanjen, Gedangan, Ampelgading, dan Tirtoyudo, Para kepala sekolah sasaran program yang berjumlah 22 sekolah dari 4 kecamatan sasaran program, yaitu Kecamatan Kepanjen, Ampelgading, Gedangan dan Tirtoyudo serta Kepala desa Tumpakrejo, Pujiharjo, Purwodadi, dan Argoyuwono yang merupakan desa sasaran program.

    Bambang Istiawan, Ketua Komite program Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Berbasis Masyarakat dan Sekolah Dukungan Palang Merah Jepang menyampaikan, program ini memiliki 2 tujuan pokok yakni peningkatan pengetahuan masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap kesiapsiagaan tanggap darurat bencana, baik secara individu maupun keluarga.

    Serta mengurangi kerentanan di wilayah tempat tinggal untuk mengurangi jumlah risiko dampak dan peningkatan pengetahuan kesiapsiagaan tanggap darurat bencana di sekolah. Termasuk dimasukkannya pelajaran kesiapsiagaan tanggap darurat bencana ke dalam kurikulum sekolah. Sehingga Kabupaten Malang memiliki model sekolah dengan pendidikan kebencanaan yang sistematis dan berkelanjutan.

    Penguatan sistem pendidikan kebencanaan di sekolah dapat diwujudkan salah satunya dengan program Sekolah Siaga Bencana (SSB). Melalui SSB, sekolah dapat berupaya membangun kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana dalam rangka menggugah kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah baik itu sebelum, saat, maupun setelah terjadinya bencana.

    Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi, dalam kegiatan ini dilaksanakan juga penandatanganan kerjasama MoU Sekolah Siaga Bencana antara PMI Kabupaten Malang dengan BPBD Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, dan Kementerian Agama Kabupaten Malang. “MoU ini tidak hanya menjadi formalitas namun setelah ditandatanganinya dokumen kerjasama tersebut semua pihak dapat menjalankan komitmennya dengan mendukung program ini,” harap Jajuk.

    Hal itupun dikuatkan dengan pernyataan komitmen dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Rachmat Hardijono, yang menyatakan komitmen untuk penanganan bencana khususnya di lingkungan Dinas Pendidikan harus dijalankan. Diikuti dengan pernyataan komitmen dari perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Malang, F Rozi yang sangat mendukung kegiatan ini untuk bisa dilaksanakan.

    Pernyataan komitmen juga disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang yang menyatakan bahwa BPBD akan berusaha dapat terus mengawal kegiatan-kegiatan baik yang berkaitan dengan Sekolah Siaga Bencana maupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kebencanaan karna sudah menjadi kewajibannya. Dengan selesainya penandatanganan MoU ini, maka program Sekolah Siaga Bencana resmi dijalankan. (sr)

    Reporter : Samuel Ruung

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan