Minggu, 6 Oktober 2024
34 C
Surabaya
More
    OpiniTajukPersebaya Menjaga Marwah

    Persebaya Menjaga Marwah

    Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

    Dengan kekuatan pemain muda Persebaya Surabaya hingga pertandingan ketiga Piala Menpora 2021, masih mampu menjaga marwah sebagai klub Liga 1 dengan mengandalkan kekuatan tanpa pemain asing. Juga pemain berpengalaman.

    Pelatih Aji Santoso pada tulisan menjelang Piala Menpora 2021, dengan persiapan hampir sama dengan klub lain, tetapi hanya mengandalkan kekuatan pemain muda, terbukti mampu mengelola irama permainan. Karena kemampuan melakukan taktik dan startegi di turnamen pemanasan sekaligus ujian.

    Sukses Persebaya ini menjadi klub pertama di “Grup Jatim” karena hanya 1 klub di luar Jatim, yaitu PSS Sleman sudah melangkah ke perempat final.

    Sejarah Persebaya memang selalu melahirkan prestasi spektakuler dengan mengandalkan pemain muda, hasil
    binaan klub lokal juga pemain muda dari daerah lain.

    Persebaya dalam sejarah kebesaran klub kebanggaan arek arek Suroboyo ini, selalu memberikan kepercayaan kepada pemain muda dari generasi ke generasi.

    Persebaya ketika juara 1977 di antara pemain senior dan kawakan sudah malang melintang memperkuat Persebaya dan tim nasional, muncul pemain muda seperti (almarhum) Rusdy Bahalwan dan Soebodro, serta Joko Malis Mustofa, Rudy William Ketjes, hingga mengakhiri karier sebagai pelatih berprestasi.

    Persebaya ketika juara pada tahun 1987, di antara pemain senior dan pemain masa itu, ada (almarhum) Budi Johannis, Syamsul Arifin, Nuryono Hariyadi, dan Subangkit, muncul pemain muda seperti Seger Sutrisno, Zainal Suprapto, dan pemain bintang sedang bersinar Mustaqim, Muharom Rusdiana, Aries Sainyakit, Yongki Kastanya, Helly Maura. Beberapa pemain hebat juga bermunculan.

    Era keemasan dan tahun terakhir Perserikatan, muncul pemain muda hasil pembinaan klub seperti Yusuf Ekodono, Ibnu Grahan, Marsaid, dan sederetan pemain hebat. Inilah era transisi menuju sepakbola modern.

    Tetapi Persebaya dengan kompetisi internal terbaik ketika itu, dan menjadi rujukan kabupaten/kota lain belajar memutar kompetisi dan sekarang menjadi model di beberapa tempat.

    Dalam catatan sejarah dan merebut tahta juara, Persebaya melahirkan pemain muda seperti (almarhum) Eri Irianto sang pemilik tendangan gledek, Mursyid Effendy, Hartono, Anang Makruf, Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi.

    Pada masa sepakbola sudah berubah menjadi industri, juga lahir pemain muda seperti Andik Firmansyah, Evan Dhimas, dan Rahmat Irianto, serta beberapa pemain produk lokal hebat Surabaya.

    Presiden Persebaya Azrul Ananda sempat kaget dengan prestasi dan penampilan konsisten pemain muda, dengan 25 skuad 11 pemain di antaranya berusia 21 tahun di Piala Menpora 2021.

    Persebaya memang belum teruji pada babak perempat final, karena akan bertemu dengan tim tangguh dengan sejumlah pemain bintang. Tetapi jika Aji Santoso yakin mampu menandingi dengan kekuatan pemain muda, bukan sekedar menjaga marwah. Lebih dari itu akan mampu merebut mahkota juara.

    Pertandingan melawan Persela, dengan hasil seri bukan menjadi tolok ukur karena di antara pemain kedua tim sama-sama pernah merumput di klub Persebaya maupun Persela. Sehingga tidak lebih seperti latihan.

    Sebagai sebuah catatan ringan bahwa Persebaya akan mampu menjaga marwah sebagai klub bermahkota, ketika mampu mengelola para pemain muda menjadi kekuatan baru dengan kepercayaan sepenuh hati untuk membela panji klub dengan suporter bondo nekad (bonek). (*)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan