Senin, 2 Desember 2024
26.1 C
Surabaya
More
    OpiniTajukOPOP dan Pesantren Dapat Tantangan Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat

    OPOP dan Pesantren Dapat Tantangan Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat

    Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

    Mengamati potensi pesantren menjadi sentra ekonomi masyarakat sesuai dengan basis wilayah. Ternyata mendapat tanggapan positif.

    Melihat perkembangan koperasi pesantren Pondok Pesantren Al Ishlah di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (yang didirikan almarhum KH Muhammad Ma’sum) dengan menjadi pertemuan pedagang besar ikan
    pindang dari berbagai daerah di Jatim, menjadi tantangan pesantren lain mengembangkan potensi yang sama.

    Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong agar pesantren dapat menjadi sentra ekonomi masyarakat.

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pesantren agar dapat turut berperan menjadi sentra ekonomi masyarakat, termasuk dalam meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional di berbagai daerah.

    KKP menilai pesantren memiliki posisi dan peran yang strategis di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

    Senin (8/2/2021), melalui Siaran Pers, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyambut baik dan memberikan dorongan juga dukungan karena pesantren memiliki potensi yang cukup besar untuk diberdayakan sebagai sentra ekonomi masyarakat sekitarnya.

    Baca juga :  Menunggu Realisasi Program Prioritas Presiden Prabowo

    Contoh lain pesantren menjadi sentra ekonomi masyarakat, di Tasikmalaya dan Garut, Jawa Barat. Juga Koperasi Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur. Ketiga pesantren tersebut mengelola dan menjadi sentra perekonomian sebagai salah satu sumber penghasilan utama.

    Perubahan pesantren menjadi sentra ekonomi masyarakat sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur “One Pesantren One Product (OPOP). Hal ini mengingat bahwa pesantren sekarang bukan pesantren zaman dulu dengan mengandalkan hasil usaha pertanian dan peternakan untuk menghidupi sebagaian besar biaya pesantren.

    Tetapi tidak ada salahnya model lama dan model modern sekarang ini, digabungkan dengan menjadi salah satu kekuatan ekonomi pesantren, agar tetap mampu mandiri dalam hal tertentu, terutama menjaga aura keilmuan menjadi tetap bermarwah.

    Sebagaimana target OPOP bahwa pada 2023 terdapat 1000 pesantren binaan, tentu saja dengan 1000 produk, maka mengembangkan dengan model koperasi atau bentuk usaha dagang lain, menjadi sentra ekonomi masyarakat, merupakan tantangan OPOP sebagai wadah dan pesantren sebagai potensi kejujuran dan jaminan halal.

    Baca juga :  Menunggu Realisasi Program Prioritas Presiden Prabowo

    Oleh karena itu, memanfaatkan pejuang sekecil apapun, sebaiknya
    segera mengadakan pertemuan sebagai rapat koordinasi untuk memeta potensi di wilayah sekitar pesantren.

    Tetapi pesantren sentra ekonomi masyarakat, tidak bersifat menyaingi atau mematikan sentra ekonomi yang sudah ada sebelumnya, tetapi lebih tepat untuk kerja sama.

    Sebab, pesantren dengan nilai kepercayaan, kejujuran, dan insyaAllah berkeadilan akan mengeterapkan siatem perdagangan sesuai dengan ajaran agama Islam, dan menghasilkan roda ekonomi penuh barokah.

    Pesantren sentra ekonomi masyarakat, akan menjadi harapan bagi warga di sekitar lokasi perdagangan memberdayakan masyarakat setempat.

    Selain itu, mendorong dan mendukung produk halal di berbagai produk lokal maupun untuk konsumsi eksport ke negara Islam, dengan lebel dan citra pesantren.

    Baca juga :  Menunggu Realisasi Program Prioritas Presiden Prabowo

    Apalagi pada 18-20 Desember 2020 lalu, OPOP Jatim
    menggelar OPOP Expo di Maspion Square dengan diikuti puluhan UMKM dari Pondok Pesantren seluruh Jatim.

    Sekertaris OPOP Jatim, M Ghofirin ketika itu menyatakan bahwa jika OPOP Expo ini merupakan pameran hasil pesantren yang ada seluruh Jawa Timur. Yaitu, produk dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dimiliki pesantren dibawah naungan OPOP Jawa Timur.

    Gubernur Jawa Timur dalam beberapa kali kesempatan menyatakan, bahwa; Pertama, target program Santripreneur yaitu mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan santri dalam waktu 5 tahun.

    Kedua, pesantrenpreneur bertujuan memberdayakan koperasi pesantren agar dapat menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional.

    Dan ketiga, sosiopreneur yang fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif.

    Pemerintah, senator, dunia usaha sudah memberikan dorongan dan dukungan. Mari mewujudkan pesantren sentra ekonomi masyarakat sebagai kebangkitan ekonomi umat dengan penuh rahmat. (*)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan