Rabu, 11 Desember 2024
25 C
Surabaya
More
    Jawa TimurLumajangBPBD Jatim Bentuk Desa Tangguh Bencana

    BPBD Jatim Bentuk Desa Tangguh Bencana

    LUMAJANG (Wartatransparansi.com) –  Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana, tahun ini BPBD Jatim kembali membentuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana).

    Setelah kemarin, Senin (1/2/2021), Pembentukan Destana diawali di Kota Probolinggo, hari ini, Selasa (2/2/2021), kegiatan serupa berlanjut di Desa Selok Anyar, Kec. Pasirian, Kab. Lumajang.

    Istimewanya, pembentukan Destana kali ini dihadiri tiga anggota DPRD Jatim, yakni, Wakil Ketua Komisi E, Ir H. Artono MM, dan dua anggota komisi E, Hari Putri Lestari dan Hj Umi Zahro.

    Turut mendampingi, Plt Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Kab. Lumajang Indra Wibowo Leksana, Camat Pasirian Trikondo Cahjono, dan Kades Selok Anyar, Nur Hasim.

    Usai seremoni pembukaan oleh Wakil Ketua Komisi E Artono, pembentukan Destana lalu ditandai dengan penyerahan simbolis bantuan masker oleh anggota Komisi E, Hj Umi Zahro dan penyerahan bibit pohon oleh Hari Putri Lestari kepada Kades Nur Hasyim.

    Selain itu, pembentukan Destana kali ini juga ditandai dengan penanaman bibit pohon Mangga dan Srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim.

    Pembentukan Destana di desa dengan potensi bencana tsunami ini juga disemarakkan dengan hadirnya Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) di balai desa setempat.

    Dalam sambutannya, Artono mengapresiasi langkah pembentukan Destana yang dilakukan BPBD Jatim di sejumlah desa/kelurahan.

    Upaya mengedukasi masyarakat tentang kesiapsigaan bencana itu dinilai sangat tepat mengingat Jawa Timur memiliki kerentanan bencana yang tinggi.

    Apresiasi yang sama juga disampaikan dua anggota Komisi E lainnya, Hari Putri Lestari, politisi PDIP dan Umi Zahro, politisi PKB.

    Keduanya bahkan setuju mengusulkan tambahan jumlah Mosipena yang dikelola BPBD Jatim.

    “Untuk 38 kabupaten/kota yang semuanya memiliki kerentanan bencana, jumlah satu unit Mosipena tentu masih kurang. Idealnya, setiap daerah memiliki satu Mosipena. Hanya tentu, prosesnya harus bertahap,” ujar Hari Putri Lestari.

    “Kalau untuk Lumajang, coba nanti saya usulkan melalui bupatinya, Cak Thoriq. Sebab, ini penting untuk mengedukasi masyarakat,” ujar Umi Zahro menguatkan.

    Sementara, Gatot Soebroto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Jawa Timur ini merupakan etalase bencana di tanah air.

    Sebab, semua jenis bencana di Indonesia juga berpotensi terjadi di Jatim. Termasuk, bencana likuefaksi (tanah bergerak) yang pernah terjadi di Palu, beberapa tahun lalu.

    Terkait pembentukan Destana, Gatot menjelaskan, jika tahun ini BPBD Jatim akan membentuk 40 Destana. Dengan tambahan ini, jumlah total Destana di Jatim akan berjumlah 702 desa/kelurahan.

    “Tapi angka itu masih jauh dari jumlah desa rawan bencana di Jatim yang jumlahnya sekitar 2.742 desa/kelurahan,” terangnya.

    Selain di Lumajang, pembentukan Destana hari ini juga dilangsungkan di tiga lokasi lain, yakni, Kelurahan Kepel Kec. Bugul Kidul Kota Pasuruan, Desa Kedungpanji Kec. Lembeyan Kab. Magetan dan Desa Banjarjo Kec. Kebonagung Kab. Pacitan.

    Khusus di Kota Pasuruan, pembentukan Destana juga dihadiri anggota Komisi E DPRD Jatim, Hasan Irsyad, dengan didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim, Andika N. Sudigda. (fir)

    Reporter : Hidayati Firli

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan