Pertama, melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, termasuk Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19. Kedua, surat pernyataan dari wali siswa tentang persetujuan pembelajaran tatap muka. Ketiga, surat pernyataan siswa disetujui wali siswa bahwa tanggung jawab madrasah dari rumah ke madrasah kembali ke rumah lagi dengan syarat 3M. Keempat, pihak MAN mengeterapkan protokol kesehatan dengan super ketat atau disiplin tinggi.
Diketahui, pada semester genap tahun ajaran 2020/2021, Kemendikbud memperbolehkan uji coba atau simulasi sekolah atau pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, pihak sekolah atau madrasah
diharapkan mulai mempersiapkan diri dari sekarang hingga akhir tahun untuk pergantian model pembelajaran. Atau melakukan pembelajaran tatap muka dan sebagian tetap virtual daring.
Kemendikbud RI menekankan, pembelajaran tatap muka ini diperbolehkan, tetapi tidak diwajibkan. Sementara itu, Pemerintah Kota. Surabaya berencana menggelar simulasi sekolah tatap muka bagi murid kelas VI supaya membiasakan pelajar terhadap adaptasi kebiasaan baru sebelum sekolah tatap muka itu resmi dibuka.
Pada tahap awal, simulasi tatap muka bagi pelajar kelas VI SD ini akan diikuti 25 sekolah yang tersebar di lima wilayah Surabaya, yakni Barat, Pusat, Utara, Selatan dan Timur.
Diketahui, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo menjelaskan, ada ketentuan yang dibuat di dalam sekolah tatap muka pada masa pandemi Covid-19. Yakni, pelajar harus dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah mengikuti swab dengan hasil negatif. Ketentuan ini berlaku pula bagi para guru maupun seluruh tenaga pendidikan yang hadir di sekolah.
Sekolah atau pembelajaran tatap muka, memang sangat baik untuk mengurangi tekanan mental murid SD/Madrasah Ibtidaiyaj, pelajar SMP/Madrasah Tanawiyah, dan siswa SMA/Madrasah Aliyah. Sebab selama masa pandemi Covid-19 sudah hampir 9 bulan sekolah atau pembelajaran dengan sistem virtual daring, banyak plus minus.
Diketahui, problematika
sekolah atau pembalajaran virtual dalam jaringan (daring) sudah dirasakan guru, orangtua,,murid/pelajar dan siswa juga mahasiswa, sekarang mencari model terbaik antara pembelajaran virtual daring dengan tatap muka, tetapi tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) dengan super ketat. Supaya tidak terjadi klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah/madrasah. (*)