Senin, 16 September 2024
25 C
Surabaya
More
    OpiniTajukSepak Bola Indonesia Benar-benar “Mati Suri”

    Sepak Bola Indonesia Benar-benar “Mati Suri”

    Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Transparansi

    Setelah menunggu nasib tidak jelas alias terkatung-katung, akhirnya terjawab sudah bahwa persepakbolaan Indonesia kini benar-benar “mati suri”. PSSI sudah menyatakan menunda kompetisi Liga 1, 2, dan 3 hingga tahun 2021.

    Nasib tidak jelas dan terkatung-katung itu, ketika terakhir “Kompetisi Shopee Liga 1”, 18 klub (Madura United, Arema Malang, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, dan Persik Kediri/Jatim), PSIS Semarang, PSS Sleman, Persib Bandung, Persita Tangerang, Tira Persikabo Bogor, (Persija Jakarta dan Bhayangkara FC Jakarta), Bali United Bali, PSM Makasar, Persiraja Aceh, Borneo FC Samarinda, Barito Putra Banjarmasin, Persipura Jayapura. Kini antara “hidup dan mati”.

    Klub dengan menopang anggaran sangat terbatas, dan belum murni profesional, mau tidak mau harus mengeluarkan anggaran tidak sedikit. Karena sudah telanjur mengontrak pelatih dan pemain, melakukan latihan rutin, dan menunggu kompetisi ternyata berhenti, “mati suri”.

    Kompetisi Liga 1 2020-2021, musim ini
    direncanakan akan dimulai pada 29 Februari 2020 dan dijadwalkan berakhir pada minggu pertama November 2020. Namun kompetisi dihentikan sementara pada 15 Maret 2020 karena pandemi Covid-19.

    Musim ini direncanakan akan kembali dimulai pada 1 Oktober 2020 dan dijadwalkan akan berakhir pada 28 Februari 2021. Namun kompetisi kembali dihentikan 2 hari sebelum kompetisi dimulai lagi karena Polri tidak memberikan izin keramaian selama pandemi Covid-19.

    Kesepakatan telah dicapai. Seluruh tim peserta Shopee Liga 1 2020 sepakat agar lanjutan kompetisi tetap dijalankan, sesuai dengan keputusan penundaan selama satu bulan kemarin.

    Konsensus ini dicapai dalam pertemuan tim peserta Liga 1 di Yogyakarta. Pada Selasa, (13/10) sore.

    Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita membenarkan bila kesepatan diantara pihaknya dengan tim peserta telah tercapai. Demikian pula dengan PSSI. Kompetisi dilanjutkan pada 1 November 2020 dengan semangat: “Memajukan Sepak Bola Nasional”

    Semua sepakat agar kompetisi dilanjutkan dengan penerapan protokol kesehatan, sampai menggerakkan kembali perekonomian masyarakat bawah. Oleh karena itu 18 klub sepakat menyatakan;

    1. Apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden RI yang telah mendukung percepatan pembangunan persepakbolaan Nasional.

    2. Klub sepakat kompetisi ini dilanjutkan dengan tujuan untuk kepentingan Timnas kedepan agar bisa bersaing pada perhelatan Piala Dunia U-20 tahun 2021.

    3. Bergulirnya kompetisi lanjutan menghidupkan sektor Ekonomi, antara lain sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan akan meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam penyebaran COVID-19.

    Tetapi “Pernyataan Sikap Klub” Liga 1 bersama PT LIB dan PSSI, memang kurang taktik dan strategis. Sebab, belum melakukan komunikasi efektif dengan pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian, Satgas Covid-19, dan Presiden dalam bentuk perintah untuk pemulihan ekonomi nasional sudah mengklaim melanjutkan kompetisi. Inilah “komunikasi mati suri” pula..

    Hasil rapat Exco PSSI secara sirkuler pada Rabu (28/10/2020), kemudian diberitakan pada laman resmi PSSI,
    Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menegaskan bahwa rapat Exco PSSI menghasilkan keputusan bahwa PSSI menunda seluruh kompetisi, yakni Liga 1,2,dan 3 pada tahun 2020 ini. Selanjutnya kompetisi akan dimulai lagi pada awal 2021 mendatang.

    PSSI akan memberikan kewenangan kepada PT LIB selaku operator kompetisi Liga 1 dan 2 untuk mencari formula, format, dan sistem kompetisi terhadap keputusan PSSI tersebut.

    Putusan exco sudah final, tetapi Ketua PSSI
    Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali menyatakan sepakat mengharapkan kompetisi segera digulirkan.

    Inilah kenyataan pahit, PSSI semakin “mati suri”, tidak ada kompetisi sepanjang tahun 2020, sejak berhenti karena masa pandemi Covid-19 Maret lalu. Semua semakin “mati suri” pula, seluruh klub Liga 1, 2, dan 3, termasuk pemain dan pelatih. Apalagi pedagang kecil yang hidup di sekitar stadion pertandingan turut “mati suri”.

    Inilah catatan sejarah sepak bola begitu unik, menarik, penuh konflik, punya daya tarik, tetap simpatik dan ke depan semoga masih mampu memberikan yang terbaik. Inilah kenyataan pahit, sepak bola Indonesia benar-benar “mati suri”, sementara tuan rumah Piala Dunia U-20 sudah di depan mata. (@)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan