Staf Presiden: Penanganan Covid-19 di Surabaya Patut Dicontoh  

Staf Presiden: Penanganan Covid-19 di Surabaya Patut Dicontoh   

“Kita juga sering melakukan operasi dan keliling. Kita juga sering melakukan tes dadakan di tempat kerumunan massa atau tempat nongkrong anak muda. Pernah di Suramadu itu kita melakukan tes sampai 600 orang lebih. Itu satu tempat, dan itu sering kami lakukan di Surabaya,” tegasnya.

Berbagai penanganan Covid-19 di Kota Surabaya juga dijelaskan detail oleh Wali Kota Risma, termasuk adanya kampung tangguh, pasar tangguh, tempat ibadah tangguh hingga menerbitkan Perwali. Mereka pun tak sungkan menanyakan berbagai hal yang menjadi kesulitan di berbagai daerah. Mereka pun takjub dan berkali-kali tepuk tangan mendengar penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan ini.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf President Abraham Wirotomo mengatakan warga Surabaya sangat beruntung karena sudah ada perkembangan yang sangat baik dalam penanganan Covid-19 ini. Bahkan, jumlah testingnya sudah memenuhi standart WHO, termasuk pula jumlah tracingnya yang sudah standart WHO. “Secara overall (penanganan Covid-19) Surabaya bagus dan patut dicontoh,” kata Abraham seusai bertemu Wali Kota Risma.

Menurutnya, hebatnya Wali Kota Risma itu memiliki data yang sangat detail, sehingga bisa diketahui warga yang positif itu berada di gang mana dan jalan apa. Setelah diketahui di salah satu gang dan jalan tertentu, dia langsung melakukan blokade.

“Ini yang harus dimiliki daerah lainnya, harus punya data yang detail, sehingga tidak harus menutup satu wilayah yang lebih luas, cukup di gang tertentu saja, karena dampaknya sangat erat dengan perekonomian,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan bahwa konsep mikro lockdown atau mini lockdown yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, sebenarnya sudah diterapkan di Surabaya. Terutama langkah-langkahnya sudah sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi. “Langkah-langkah (mikro lockdown)-nya sudah sesuai dengan keinginan (Presiden Jokowi). Saya yakin ke depannya dengan PSBB mikro lock down ini, di Surabaya bisa semakin terkendali,” ujarnya.

Abraham juga menjelaskan bahwa salah satu pelajaran yang dapat diambil dari Kota Surabaya adalah jumlah testingnya. Menurutnya, jumlah testing yang dikerjakan oleh Wali Kota Risma bersama jajarannya harus menjadi penyemangat untuk daerah lainnya, meskipun daerah lainnya punya tantangan berbeda dibanding Surabaya.

“Bagaimana pun juga Surabaya merupakan kota besar, tentunya ada daerah lain yang mungkin secara lokasi lebih terpencil, memang tidak bisa disamakan. Tapi upaya untuk meningkatkan testing ini tetap sangat penting,” katanya. (wt)