Lapsus  

Lumbung Pangan Jatim, Ketahanan Kebutuhan Wong Cilik dan Penyangga Ekonomi Jatim Ditengah Pandemi Covid-19

Lumbung Pangan Jatim, Ketahanan Kebutuhan Wong Cilik dan Penyangga Ekonomi Jatim Ditengah Pandemi Covid-19
Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung. (foto/dok)

Masyarakat yang punya usaha rumahan seperti bakul kelontong, usaha catering, ataupun warung nasi, belanjanya disini. Mereka mendapat kemudahan harga bahan yang murah.

Dengan bahan yang murah, tapi terjaga kualitasnya, mereka bisa menjual makanan lebih dengan harga yang terjangkau. Sehingga tetap diminati oleh konsumen mereka. Mereka belanja cukup pakai WA, barang langsung diantar dan free ongkir. Itulah enaknya belanja di LPJ ini.

Sunardi, warga Margorejo, yang kebetulan sedang belanja di JX, mengaku, lebih enak belanja disini. Harganya murah dan bagi saya lebih dekat. Saya ada usaha kecil kecilan, melayani pesanan nasi kotakan kantoran. Setiap hari ada pesanan sekitar 100 sampai 150 kotak. Alhamdulillah, lancar.

Berdasarkan data laporan penjualan, masyarakat yang memanfaatkan fasilitas Lumbung Pangan Jatim sampai 16 September total penjualan 4.865.876.747. Jumlah transaksi baik melalui online dan offline totalnya Rp15.455.402.037.

Sedangkan jumlah konsumen pada September (tanggal 1 sampai 16 September) tercatat 99.397 orang dengan nilai transaksi Rp718 milliar. Sedangkan yang off line 23.331 orang dengan nilai transaksi Rp 116 milliar.

Warga Kota Surabaya paling banyak berbelanja di Lumbung Pangan Jatim. Tercatat mulai 28 Agustus-sampai 16 Sepember sebanyak 11.408 orang, Sidoarjo 3.350 orang, Gresik 1.681 orang, Malang 848 orang dan Lamongan 383 orang.

Sejak Lumbung ini operasional sudah mengalami sekali perpanjangan dan rencananya akan berakhir pada Desember 2020 nanti. Tapi ini tergantung Bu Gubernur. Berdasarkan data kunjungan baik online maupun offline, animo masyarakat sangat tinggi. Itu karena manfaatnya sangat dirasakan.

Lumbung Pangan Jatim, Ketahanan Kebutuhan Wong Cilik dan Penyangga Ekonomi Jatim Ditengah Pandemi Covid-19

Dalam kerja sama itu di antaranya, BUMDes membantu menggalang calon pembeli di desa masing-masing untuk diinformasikan ke Kantor Pos atau ke manajemen Lumbung Pangan Jatim.

“Lumbung Pangan Jatim, sebagai jawaban bahwa pemerintah hadir memberi penguatan masyarakat dengan prinsip keadilan untuk kesejahteraan. Masyarakat tengah mengalami kesulitan, Ibu Gubernur memberikan solosi melalui Lumbung Pangan Jatim. Ini ide brilian,”

Yang jelas, Ini multi efek yakni membuka lapangan kerja, menambah pendapatan ojek online disaat mereka sedang lesu karena Pandemi  Corona. Menurut Supardi, Ojol asal Keputran Surabaya, sejak adanya Lumbung Pangan ini, pendapatan perharinya mendekati normal. Sehari bisa sampai 5 kali order.

Pengendalian Laju Inflasi

Lumbung Pangan Jatim (LPJ) yang digagas Gubernur Khofifah Indar Parawansa  ini mendapat apresiasi banyak pihak. Ketua Golkar Jawa Timur M Sarmuji yang kebetulan anggota Komisi Xl DPR RI memberikan penilaian positif dan mendukung program Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Sarmuji datang ke Lumbung Pangan tidak sendirian. Ia mengajak Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak dan Ketua Fraksi Golkar Kodrat Sunyoto. Ini agar anggota dewan juga tau apa yang sedang di kerjakan oleh Gubernur ditengah pandemi Covid-19.

Setelah sekitar satu jam berkeliling dari stan ke stan di Lumbung Pangan di gedung Jatim Expo Jalan Ahmat Yani Surabaya, anggota Komisi Xl DPR RI itu menilai bahwa  Lumbung pangan ini memberikan efek multi guna.

Disatu sisi sebenarnya Gubernur ingin memastikan bahwa stok pangan tersedia. Kedua dari lumbung pangan ini, Pemerintah memastikan dan hadir untuk memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat.

Ya, lumbung pangan inii muncul dalam suasana pandemi, namun Lumbung ini sesungguhnya memberikan banyak manfaat kepada masyarakat bawah terutama mereka yang terdampak langsung dengan Covid-19.

Banyak pekerja kehilangan pekerjaannya karena menejement perusahaan mem PHK buruh lantaran brbagai kesulitan, banyak tukang ojek online (onjol) pendapatannya berkurang karena kehilangan banyak order, bahan penuruannya mencapai 60 persen, warung, estirant konsumennya sepi dan masih banyak dampak lain dari Pandemi Covid-19.

Oleh karena itu Sarmuji menyarankan agar Gubernur memperluas jangkauan pelayananannya, memperpanjang jam buka terutama yang melalui online, dan lubung pangan ini bisa berkelanjutan. Sebab  bisa membantu petani dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Program tersebut sudah bagus karena mengakomodir hasil panen petani serta keinginan berbelanja sembako dengan harga  murah,” kata Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjunak  menimpali.

Menurutnya, langkah Pemprov Jawa Timur  adanya lubung pangan Jawa Timur ini tidak sekedar menyedian harga harga kebutuhan dapur. Lebih dari itu adalah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

Gagasan Gubernur Khofifah ini patut dicontoh oleh Provinsi lain. Sebab ini juga sekaligus pengendali laju inflasi . Diharapkan, program ini berkelanjutan, karena manfaatnya positif bagi masyarakat dan pemerintah.

Efek positifnya ternyata tidak saja dirasakan oleh masyarakat pembeli, tetapi juga petani produsen, juga pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendistribusian barang yang dijual.

Pendistribusian komoditas yang dikirim ke masyarakat melalui layanan Kantor Pos (PT Pos Indonesia, Red.), sebesar Rp 5.000 per paket order dialokasikan kepada BUMDes. Diketahui, ratusan BUMDes di Jatim sudah bekerja sama dengan Kantor Pos di tiap daerah.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa sudah memberikan dampak positif dari ide LPJ. Semoga Jatim selalu menjadi lokomotif, sekaligus penguatan kebutuhan masyarakat dan penyeimbang serta penyangga ekonomi Jawa Timur khususnya dan nasional. (Amin Istighfarin)