“Anda cukup di rumah, barang pesanan Anda pun diproses dan dikirim. Beres! Pastikan alamat lengkap untuk pengiriman dan kode pos secara benar saat melakukan order/pesanan. Bagaimana mekanisme belanja dan cara pembayarannya, silakan klik dan baca panduannya di: www.lumbungpanganjatim.com
Satu lagi, layanan terbaik yang diberikan kepada pelanggan adalah perluasan skala area layanan dengan fasilitas gratis/bebas ongkos kirim (ongkir). Beberapa hal perlu diperhatikan untuk pembelanjaan secara online dengan fasilitas free ongkir, di antaranya: mereka yang terpaksa harus belanja secara manual wajib mengikuti protokol kesehatan (Prokes), antri dengan jarak dua meter, menggunakan masker, cuci tangan dengan sanitizer atau dengan sabun (disiapkan) , dan wajib melewati screening room.
Guna memudahkan pembayaran, pihak toko, Lumbung menggandeng beberapa Bank Pemerintah diantaranya Mandiri, BNI, Permata dan Bankjatim, menejemen juga melakukan kerja sama dengan PT Pos Indonesia dan BUMDes untuk melayani masyarakat.
Sistem penjualan produk Lumbung Pangan Jatim, terbagi menjadi empat model penjualan yakni langsung di gedung JX Surabaya, penjualan secara online lewat website: www.lumbungpanganjatim.com, penjualan secara drive thru, dan layanan secara COD (cash on delivery/barang datang bayar).
Awalnya, gratis ongkir itu hanya dibatasi dengan radius maksimum 20 Km dari toko, kemudian dikembangkan ke 5 kabupaten/kota. Setelah melihat antusiasme dan respon masyarakat yang bagus, ditingkatkan lagi ke 13 kabupaten/kota.
Atas permintaan masyarakat, kebarandaan Lumbangn Pangan ini ahirnya menjangkau 28 kabupaten/kota. Dan saat ini semua kabupaten/kota sudah terlayani kecuali di daerah kepulauan karena Kantor Posnya tidak ada.
Erlangga Satriagung, Koordinator program Lumbung Pangan Jawa Timur ketika ditemui media ini mengatakan, program lumbung pangan ini diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa.
Lalu untuk merelisasikan program tersebut, Gubernur menunjuk Koordinator Program kebetulan saya sendiri sbagai Dirut PT Panca Wira Usaha (PWU/Wira Jatim Group) dan pelaksana Mirza Muttaqin sebagai Dirut PT Jatim Grha Utama (JGU). Dua perusahaan tersebut adalah perusahaan BUMD milik Pemprov Jatim.
Adanya Lumbung ini, tujuan utamanya adalah membantu masyarakat ditengah Pandemi Corona, dimana pendapatan masyarakat sedang drop. Sedangkan kebutuhan hidup tetap, bahkan malah bertambah.
Maka masyarakat oleh Gubernur Khofifah diupayakan untuk diringankan beban hidupnya, diberikan akses untuk mendapatkan sembako dalam posisi harga sembako dibawah harga pasar.
Sejak Lumbung ini di lounching oleh Gubernur Jatim Hj.Khofifah Indar Parawansa, tanggal 21 April yang lalu, ternyata respon masyarakat sangat bagus. Konsumen terus bertambah.
Semua jenis produk yang ada di Lumbung ini harganya miring, mulai gula pasir, minyak goreng, beras, mie instan, bawang putih, bawang merah, telor ayam, daging dan lainnya.
Dari Lumbung ini yang menerima manfaat bukan hanya masyarakatnya (pembeli), tapi juga petaninya. Misalnya, harga beras ditingkat Gapoktan sesuai standar mereka.
Untuk beras, Lumbung pangan mengambil dari Gapoktan. Mereka tidak perlu repot mengirim barangnya ke toko (lumbung pangan) melainkan kami yang mengambil. Atau mereka yang mengirim tapi ongkos kirimnya kami yang bayar.
Juga sebaliknya, barang pesanan dari lumbung sampai ke pembeli, ongkirnya juga gratis. Lalu siapa yang membayar, Pemprov Jatim. “Ini yang disebut Pemerintah harus hadir ketika masyarakat membutuhkan,” ujar Pak Er, panggilan akrapnya.
Ini adalah bentuk bentuk kemudahan yang diberikan oleh Gubernur agar msyarakat tetap berdaya.
Dicontohkan lagi, untuk telor ayam misalnya, LPJ ini mengambil dari Blitar, langsung peternak. Logikanya, masyarakat Blitar membeli telor bisa langsung ke peternak karena jaraknya lebih dekat dan harganya mestinya lebih murah. Tapi nyatanya tidak begitu, terbentur dengan mekanisme pasar.
Kedua, ketika masyarakat membeli telor, harganya sudah diatas Lumbung. Itu terjadi karena ongkirnya ditanggung pembeli. Tapi kalau membeli dari Lumbung harganya bisa lebih murah dari harga pasar.
Karena disini Pemprov Jatim memberikan subsidi diongkirnya. Ongkir ini kalau kebetulan pembelinya dari Banyuwangi atau Pacitan, jatuhnya bisa 55 persen lebih dari harga jenis barang yang dibeli.
Semua kebutuhan di Lumbung, Erlangga menjelaskan, dijamin kualitasnya dan kemasannya sudah disesuaikan. Ada beras kemasan 5 kg, 10 kg, dan 25 kg, dengan harga bervariasi mulai Rp 45.000 – Rp 59.000 untuk kemasan 5 kg.
Sedangkan untuk kemasan 10 kg harganya berkisar Rp 100.000 – Rp 118.000 dan Rp 261.400 untuk kemasan 25 kg. Asal beras juga beragam, dari sentra-sentra produsen atau petani yang tersebar di berbagai daerah di Jatim. Di antaranya dari Jember, Jombang, Mojokerto, Nganjuk dan Kediri.
“Ini suatu situasi belanja yang mungkin tidak pernah ditemukan di tempat belanja lain, selain di Lumbung Pangan Jatim,” tandasnya.
Dengan belanja melalui online, sudah dipastikan tidak akan ada kerumunan massa. Sebab penularan Covid-19 juga karena masyarakat tidak mengindahkan psysical distancing.
Kedua, Pemprov ingin memastikan bahwa sesungguhnya stock pangan tersedia. Ketiga, Pemprov memberikan kemudahan bagi masyarakat dimana harga semua kebutuhan pangan di Lumbung dibawah harga pasar.
Dari Lumbung, ini semua orang terlayani dengan penuh keadilan. Karena apa, lumbung ini tidak membedakan konsumen.