Menurut Sahat, anggota DPRD provinsi tiga periode sekaligus Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, sebagai ketua, Pak Djuwito haruslah sudah bisa mengukur dan mengevaluasi diri atas kinernjanya seperti apa.
Secara organisasi kursi di DPRD Kota Kediri sangatlah tidak memenuhi harapan. Karenanya kepada ketua terpilih harus punya tekat, punya mimpi agar kedepan bisa kembali, bahkan bisa meningkat.
Sebagai Ketua harus mampu memenej organisasi ini dengan baik. Ajak pengurus untuk berbicara, berdiskusi. Kalau tidak bisa datang ke Provinsi untuk konsultasi, bersama sama menyelesaikan masalahnya. Jangan mengambil keputusan sendiri berdasarkan selera. Partai ini milik publik, milik masyarakat, bukan keluarga. tegasnya.
Perlu dicatat juga bahwa jauh sebelum Musda ini digelar sudah muncul dinamika dikalangan pengurus dan ini menjadi sebuah catatan khusus bagi Pak Djuwito untuk memperbaiki kinerjanya.
Diakhir sambutannya, Sahat Tua Simanjuntak tiba tiba saja berbicara dengan nada tinggi, ketika menyebut nama Andayani, sampai dua kali yang ternyata anggota DPRD Kota Kediri sudah pulang. “Sampaikan Bu Andayani, ini Musda belum selesai,”.
Sahat dengan muka marah campur kecewa melihat kader semacam itu. DPD Provinsi ini bukan tukang stempel. Jangan menggunakan partai ini untuk kepentingan pribadi. Semua kader harus tunduk dan patuh dengan Ketua, juga sebaliknya ketua Pak Djuwito juga harus baik. kata Sahat mengakhiri sambutannya(min)