Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Mau bilang apalagi, ketika Kepala Bappeda Pemprov Jawa Timur Rudy Ermawan Yulianto, Selasa malam (14/7/2020), pukul 20:00 kurang sedikit, menghembuskan nafas terakhir. Wafat karena Covid-19.
Mau bilang apalagi,
ketika penerima “PWI Award Jatim” karena prestasi di bidang birokrasi, tanpa pamit mengakhiri kehidupan di dunia fana ini, wafat karena serangan virus “ajaib” Corona.
Mau bilang apalagi, ketika Aparat Sipil Negara (ASN) dengan prestasi dan begitu tawadu’, rendah hati, tetap menjaga diri hingga mampu menjabat sebagai tim pemikir dan perencana Pemprov Jatim, lebih dahulu wafat, pergi ke alam akhirat sebelum mencapai karir puncak di antara catatan pengabdian menjadi pelayan negeri ini.
Mau bilang apalagi,
Rudy menjadi korban di antara pasien wafat terbanyak se Indonesia, dari Kota Surabaya. Tidak ada tanda-tanda “menyerah” tetapi terbukti “kalah”.
Mau bilang apalagi,
Rudy meninggalkan jejak sebagai ASN sejati, dan duka mendalam pun mengiringi kepergian sang “pengabdi bagi negeri” dengan tetesan air mata langit di antara linangan air mata teman juga kerabat beraama komat kamit doa.
Mau bilang apalagi,
Jabatan, pangkat, derajat, martabat, juga hebat disandang dengan penuh dedikasi, tanpa mampu menawar, gugur dalam berjuang melawan virus “ajaib” Corona, walaupun selalu di depan memperjuangkan penanganan Corona.