Ekbis  

Pranaya Yudha Menduga Ada Persaingan Tak Sehat Dikalangan Pabrik Gula

Pranaya Yudha Menduga Ada Persaingan Tak Sehat Dikalangan Pabrik Gula
Foto : Anggota Komisi B DPRD Jatim Pranaya Yudha Mahardika

Mereka meminta pemerintah untuk hadir secara nyata dengan berlaku adil bagi pabrik gula pribumi yang ada di Jawa Timur.

Mereka menyebutkan bahwa berdirinya pabrik gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar dan PT PG Kebun Tebu Mas (KTM) di Lamongan telah mengambil tebu di luar wilayah.  Alhasil, musim giling tahun 2020 persaingan untuk memperoleh bahan baku kian sulit.

Ketua serikat pekerja perkebunan PTPN XI, M Arief, mengatakan dengan berdirinya dua pabrik gula dengan premi yang ada saat ini berpotensi menutup pabrik-pabrik yang kecil. Data yang ia pegang pun ada sekitar 12 pabrik gula akan tutup karena berdirinya PG PT RMI dan PG PT KTM.

“Ini yang paling mengerikan adalah berdampak pada pengangguran terbuka yang akan muncul dengan sendirinya. Saat ini Jawa Timur punya dua pabrik besar ya namun akan menutup 12 pabrik dan potensinya serta 12.000 tenaga langsung akan hilang pekerjaannya di sini dan berpotensi sampai berdampak pada 250.000 orang,” terangnya.

Arief berharap pemerintah daerah bisa turun langsung dan hadir bukan hanya bagi pemilik modal, tapi hadir pemerintah ini membela PG pribumi yang ada di Jawa Timur.

“Kami minta diperlakukan adil Kalau kami, PG yang sudah eksis ini diminta untuk melakukan pembinaan kepada petani, melakukan pembinaan lahan dan sebagainya. kita minta PG yang baru juga melakukan itu kita tidak minta subsidi,” pungkasnya.(sr)