JUJUR. Begitu mendengar mendapat amanah mandat untuk memegang tapuk pimpinan sebagai Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jawa Timur periode 2020-2025, saya spontan mengucap: Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Bismilllah tawakkaltu Alallah laahaula walaa huwwata illabillahil aliyyil adliim.
Bukan berarti saya pesimis, namun melihat perkembangan bisnis media siber alias online yang begitu gegap gempita, ada sedikit keraguan, bisakah SMSI Jatim memberikan kemanfaatan bagi anggotanya, setidaknya mampu menebarkan benih baik, dimulai dari niat baik, berkumpul para pemilik perusahaan media siber yang punya iktikat baik, dan menghasilkan sesuatu yang membawa kebaikan bagi sesama.
Sekali lagi, jujur, ketika Ketua Umum (Ketum) SMSI H. Firdaus dari “Teras Grup” menghubungi saya, membahas sedikit permasalahan yang terjadi di internal organisasi, berarti harus ada reformasi di tubuh SMSI Jatim, sempat gamang.
Ternyata, tidak ada yang perlu dicemaskan, kalau memang ada niat baik, saya pun menjawab datar-datar saja, “inshaAllah kalau para pemilik media siber berniat ingin membangun perusahaan media online, bagaimana dalam tatanan manajemen “Sluman-Slumun-Slamet” dapat dukungan dari induk organisasi. Maka, SMSI Jatim, akan baik-baik saja.”
Sebelum saya menyatakan siap untuk melaporkan komposisi kepengurusan SMSI Jatim periode 2020-2025, Firdaus mengingatkan agar SMSI bisa melangkah cepat, sehingga SMSI Jatim bisa menjadi pioneer dan primadona bukan sekedar numpang lewat. “Paling lambat besok (Jumat, 3/7/2020), sudah ada laporan komplit dari SMSI Jatim. Saya tunggu!”.
Saya pun langsung bergerak cepat. Berkat sokongan dari senior, terutama pengurus PWI Jatim yang mensuport agar SMSI tetap eksis dan memberikan warna perubahan yang positif ke depan, pengisian kepengurusan anjoi saja.
Apalagi, pendirian SMSI merupakan inisiatif dari para wartawan senior yang malang melintang di dunia jurnalistik di bawah bendera PWI. Bismillah, harus siap. Maka, tidak menunggu lama draf pengurus sudah terbentuk.
Gerak cepat ini bergayung sambut. Beberapa pengurus SMSI menyatakan diri tetap mendukung gerbong kepengurusan SMSI Jatim 2020-2025. Pertemuan di kantor PWI Jatim, menelorkan formulasi kepengurusan dan usulan melibatkan rekan jurnalis yang selama ini hanya wait and see terhadap keberadaan SMSI. Nilai plus, begitu SMSI secara sah menjadi konstituens Dewan Pers, pelaku bisnis perusahaan Media Siber mulai melirik dan mengakui eksitensi SMSI. Alhamdulillah.
Kembali kepada kepercayaan yang harus segera saya selesaikan dalam “Kabinet SMSI Jatim”. Tanpa menunggu rapat resmi, sepakat membuat grup WA sebagai sarana komunikasi dan urun rembuk SMSI Jatim. Dari sinilah, formulasi susunan kepengurusan harian SMSI Jatim 2020-2025 terbentuk.
- Ketua : Makin Rahmat
- Wakil Ketua Bidang Organisasi, Pendataan dan Verifikasi: Sokip, SH,. MH. (petisi.co)
- Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga: Heri Dwi Wahyudi (suarapubliknews.net)
- Wakil Ketua Bidang Hukum, Arbitrasi dan Legislasi: Aris Wahyudianto, SH., MH. (klikjatim.com)
- Wakil Ketua Bidang Usaha dan Bisnis: H. Effendi, SH.,MH. (beritalima.com)
- Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan IT: Turmuji (lenteratoday.com)
- Wakil Ketua Bidang Sosial dan Kemasyarakatan: H. Amin Istighfarin (wartatransparansi.com).
- Sekretaris: Raditya Kadhafi (surabayapagi.com)
- Wakil Sekretaris: Agnes Santoso (opinikita.co)
- Bendahara: Andy Setiawan (surabayaonline.co) dan
- Wakil Bendahara : Rossindar Prio Eko Rahardjo (opinikita.co).
Komposisi kepengurusan SMSI Jatim mungkin jauh dari sempurna, memang tidak meniru format di SMSIPusat, SMSI Jatim menyesuaikan dengan kebutuhan di Jatim dan target bagaimana bisa memberikan kemanfaatan bagi anggota.
Tidak perlu muluk-muluk. Secara pribadi, saya berharap seluruh anggota SMSI bisa memenuhi standar sebagai perusahaan yang terverifikasi faktual oleh Dewan Pers. Kalau pun belum mampu, berusaha menjangkau dalam bingkai terverifikasi secara administrasi dan sah sebagai perusahaan pers siber yang berbadan hukum.
Secara teknis, keberadaan SMSI bukan mempelototi pada produk jurnalistik, namun menjadi jembatan kehidupan profesi jurnalis dengan perusahaan pers agar tetap eksis di tengah himpitan pemodal yang menghalalkan segala cara untuk memberikan keuntungan dan melindas perusahaan pers yang tertatih-tatih. Saya ingin, membangun sinergi dari nilai kebersamaan.